Pengembangan e-modul berbasis project based learning pada mata pelajaran simulasi digital untuk siswa kelas X studi kasus di smk negeri



Yüklə 6,03 Mb.
Pdf görüntüsü
səhifə2/113
tarix20.05.2022
ölçüsü6,03 Mb.
#87451
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   113
REVIEW JURNAL SUCI PRATIWI

Kata kunci:
 
 
E-Modul, 
R&D

ADDIE
, Respon, Simulasi Digital. 
Abstract 
The purposes of this study were (1) to impelements design of the E-modul 
development by the Project Based Learning model in the Digital Simulation subject for 
X grade students of SMK Negeri 2 Singaraja, (2) To know the response of the 
students toward the E-modul development by the Project Based Learning model in the 
Digital Simulation subject for X grade students of SMK Negeri 2 Singaraja. 
The type of this study was using Research and Development (R&D) with 
applied the method ADDIE model. The subject of this study was class of X Tata Boga 
5 SMK Negeri 2 Singaraja in study year 2015/2016. The response of the students 
toward the e-modul development, was obtained by using questionnaire method. 
The result of the student’s responses were indicated that the percentages were 
60% for the Very Good-response by 40% of the Good-response. Overall on the result 
of this study, by the percentage of 90% can be categorized as Very Good. 
Keywords : 
e-modul, Research and development, ADDIE, response, simulasi digital


Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan 
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:185 
ISSN 0216-3241 
PENDAHULUAN 
Tujuan 
Pendidikan 
Nasional 
di 
Indonesia 
adalah 
mencerdaskan 
kehidupan bangsa dan mengembangkan 
manusia Indonesia seutuhnya. Upaya
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia 
terus-menerus dilakukan oleh pemerintah 
Indonesia. 
Salah 
satunya 
adalah 
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. 
Kurikulum yang diterapkan oleh 
pemerintah 
adalah 
Kurikulum 
2013. 
Kurikulum 
menjadi 
pedoman 
yang 
digunakan 
oleh 
sekolah 
untuk 
mewujudkan pendidikan yang berkualitas. 
Pendidikan yang berkualitas berawal dari 
pembelajaran 
yang 
berkualitas. 
Pembelajaran berkualitas dimulai dari 
pengajar (guru) yang berkualitas dalam 
menentukan model pembelajaran dan 
media yang digunakan dalam proses 
pembelajaran. 
Melalui 
model 
pembelajaran yang inovatif di dalam kelas 
guru dapat membantu peserta didik 
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, 
cara berpikir dan mengekspresikan ide 
(Suprijono,2009).
.
Berdasarkan pengamatan peneliti di 
SMK 
Negeri 

Singaraja, 
model 
pembelajaran yang digunakan pada mata 
pelajaran Simulasi Digital untuk kelas X 
adalah model pembelajaran konvensional. 
Pada proses pembelajaran ini masih 
ditemui permasalahan yakni rendahnya 
pemahaman 
peserta 
didik 
dalam 
penguasaan 
materi. 
Berdasarkan 
wawancara dengan guru mata pelajaran 
simulasi digital. pada proses pembelajaran 
ini masih ditemui permasalahan yakni 
rendahnya pemahaman peserta didik 
dalam penguasaan materi. Permasalahan-
permasalahan yang ditemui adalah (1) 
Keterbatasan media pembelajaran. Media 
pembelajaran yang digunakan hanya 
berupa powerpoint dan buku yang di 
download dari internet., (2) Guru tidak 
memiliki referensi lain selain buku yang di 
download
dari internet. Kendalanya adalah 
buku tersebut sulit untuk didapatkan 
karena mata pelajaran Simulasi Digital 
tergolong mata pelajaran yang baru 
muncul pada kurikulum 2013. (3) Siswa 
malas untuk belajar dan mencoba, 
disamping itu siswa juga kurang aktif dan 
kurang termotivasi karena sumber belajar 
yang digunakan hanya berupa bahan 
bacaan atau wacana tanpa ada gambar 
bergerak atau video. (4) Pemanfaatan 
internet sekolah belum digunakan secara 
efektif. Ketika siswa diberikan kesempatan 
untuk menggali materi di internet dan tidak 
menemukan 
materi 
tersebut, 
siswa 
cenderung membuka situs-situs lain yang 
tidak 
ada 
hubungannya 
dengan 
pembelajaran. (5) Kurang efektifnya model 
pembelajaran yang digunakan. . Model 
pembelajaran yang digunakan saat ini 
adalah model pembelajaran konvensional. 
(6) Padatnya materi, sehingga tidak 
semua materi dapat diajarkan melalui 
tatap muka di kelas. Terdapat berbagai 
macam karakteristik siswa SMK Negeri 2 
Singaraja khususnya ketika mendapat 
pelajaran 
simulasi 
digital 
yaitu 
(1) 
sebagian besar siswa lebih suka belajar 
kelompok dibandingkan dengan belajar 
individu, (2) siswa lebih suka diskusi 
dengan teman dibandingkan dengan guru, 
presentase siswa untuk bertanya kepada 
guru hanya sekitar 10%, (3) sebagian 
besar siswa lebih suka menggali materi 
sendiri 
dibandingkan 
hanya 
dengan 
mendengarkan penjelasan dari guru, 
karena siswa suka mencoba hal-hal baru, 
(4) siswa lebih suka belajar dengan 
menggunakan media pembelajaran yang 
berisi 
gambar 
bergerak 
dan 
video 
dibandingkan 
dengan 
hanya 
berupa 
wacana.
Menurut Yunita (2013), menekankan 
bahwa berbagai bentuk media dapat
digunakan 
untuk 
meningkatkan 
pengalaman belajar kearah yang lebih 
konkret, salah satunya yaitu e-modul. E-
modul mempunyai kelebihan yaitu 
sifatnya yang interaktif memudahkan 
dalam 
navigasi, 
memungkinkan 
menampilkan/memuat 
gambar, 
audio, 
video dan animasi serta dilengkapi 
tes/kuis formatif yang memungkinkan 
umpan balik otomatis dengan segera 
(Suarsana 
dan 
Mahayukti, 
2013. 
Penggunaan e-modul harus didukung 
dengan 
prasarana 
alat 
elektronik 
semacam komputer, laptop, handphone 
android, 
dan 
sekelasnya. 


Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan 
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:186 
ISSN 0216-3241 
SMK Negeri 2 Singaraja khususnya 
pada mata pelajaran Simulasi Digital telah 
menerapkan 
model 
pembelajaran 
konvensional, 
namun 
berdasarkan 
permasalahan yang telah diuraikan, model 
pembelajaran tersebut belum efektif untuk 
diterapkan. Pembelajaran akan lebih 
bermakna apabila peserta didik memiliki 
rasa keingintahuan dan dapat menemukan 
sendiri pemecahan suatu masalah serta 
peserta didik dapat meningkatkan peran 
aktif 
dalam 
mengkontruksi 
pengetahuannya. 
Berdasarkan 
uraian 
tersebut jika dilihat dari permasalahan, 
karakteristik siswa dan
output
dari mata 
pelajaran Simulasi Digital maka perlu di 
kembangkan e-modul berbasis 
Project 
Based 
Learning

E-modul 
ini 
dikembangkan dalam bentuk web dengan 
menggunakan aplikasi 
moodle
secara 
online.
Pembelajaran 
menggunakan 
moodle
mengarahkan peserta didik untuk 
melakukan proses pembelajaran secara 
mandiri. Selain mengakses materi peserta 
didik juga dapat mengakses video tutorial 
dan mengerjakan tugas secara 
online
kapan dan dimana saja tanpa harus 
mengandalkan 
waktu 
jam 
pelajaran 
disekolah. 
Sedangkan 
model 
pembelajaran 
PjBL cocok untuk diterapkan karena 
dalam PjBL pebelajar terdorong lebih aktif 
di 
dalam 
belajar mereka, 
fasilitator 
berposisi di belakang dan pebelajar 
berinisiatif, fasilitator memberi kemudahan 
dan 
mengevaluasi 
proyek 
baik 
kebermaknaanya maupun penerapannya 
dalam kehidupan mereka sehari-hari 
(Santyasa, 2012).
Berkaitan 
dengan 
permasalahan 
yang telah diuraikan di atas, maka peneliti 
bermaksud 
mengembangkan 
e-modul 
dalam 
penelitian 
ini 
yang 
berjudul 
“Pengembangan E-Modul Berbasis 
Project 
Based Learning
pada Mata Pelajaran 
Simulasi Digital untuk Siswa Kelas X Studi 
Kasus d
i SMK Negeri 2 Singaraja”. 

Yüklə 6,03 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   113




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©www.genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə