Problem Epistemologis tentang ilmu Problem metafisis


Kajian dari kaum konstruktivisme sosial diperlukan untuk mengusahakan kemungkinan adanya ilmu pengetahuan murni



Yüklə 452 b.
səhifə7/10
tarix22.05.2018
ölçüsü452 b.
#45538
1   2   3   4   5   6   7   8   9   10

3. Kajian dari kaum konstruktivisme sosial diperlukan untuk mengusahakan kemungkinan adanya ilmu pengetahuan murni.

  • 4. Kajian kelompok dekonstruksionis diperlukan untuk menemukan kebenaran laporannya, terutama yang berkaitan dengan batas bahasa, struktur retoris dan lain sebagainya.

  • 5. Kajian epistemologis diperlukan untuk mengeksplorasi fundasi-fundasi pengetahuan dalam kaitannya dengan relasi sosial, perwujudannya serta kaitannya dengan struktur kekuasaan.



  • Shulamit Reinharzt mengemukakan sepuluh tema metodologi feminis ( dalam Feminst Methods In Social Research, 1992) sebagaiu berikut:

    • Shulamit Reinharzt mengemukakan sepuluh tema metodologi feminis ( dalam Feminst Methods In Social Research, 1992) sebagaiu berikut:

    • Feminisme adalah suatu perpektif bukan metode penelitian

    • 2. Feminist menggunakan bermacam-macam metode penelitian

    • 3. Penelitian femins melibatkan kritik berkelanjutan terhadap penelitian dan kegiatan ilmiah di luar Kajian feminis

    • 4. Penelitian feminis dituntun oleh teori feminis

    • 5. Penelitian feminis bersifat interdisipliner/multididipliner

    • 6. Penelitian feminis bertujuan untuk menciptakan perubahan sosial

    • 7. Penelitian feminis berupaya untuk menampilkan keberagaman manusia.

    • 8. Penelitian feminis sering menyertakan peneliti sebagai seorang pribadi

    • 9. Penelitin fiminis sering berupaya mengemvbangkan hubungan khusus dengan orang-orang yang diteliti (penelitian interaktif, partisipatif)

    • 10. Penelitian feminis sering menetukan hubungan khusus dengan pembaca ( Shulamit; : 336).



    Richardson dan Taylor menyusun lima metode feminis sebagaimana dikamukakan oleh Judith Cook dan Mary Margaret Fonow sebagai berikut:

    • Richardson dan Taylor menyusun lima metode feminis sebagaimana dikamukakan oleh Judith Cook dan Mary Margaret Fonow sebagai berikut:

    • 1. Memperkenalkan tentang adanya pengaruh gender (male biased) ketimpangan gender dalam semua kegiatan sosial manusia.

    • 2. Menyingkapkan bagaimana hubungan gender dengan system lain yang mempengaruhi perbedaan seperti: ras, kelas sosial, etnis, umur dan lain sebagainya. Ada pengalaman dan harapan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan antara kelas, ras kulit putih dengan kulit hitam dan berwarna.

    • 3. Meningkatkan dan menyebarkan kesadaran (conciuosness rising) yang diyakini dapat membantu memperkecil atau menghilangkan ketidak adilan/penindasan terhadap kaum perempuan.

    • 4. Memikirkan dan mengubah pandangan dualisme antara si peneliti dengan obyek yang diteliti dengan pandangan yang dialogis, partisipatif. Karena tuntutuan obtektivitas ilmiah ternyata membuat hubungan yang tidak sejajar (tidak adil). Dialog dan sikap kritis diperlukan untuk memahami perspektif, pengalaman dan harapan kaum perempaun.

    • 5. Menekankan perlunya pemberdayaan dan transformasi yang secara tidak langsung telah menimbulkan berbagai kritik.



    Dalam proses pengetahuan ini yang terjadi bukanlah dualisme subyek-obyek, rasio dan emosi. Akan tetapi proses yang menyatukan antara tangan, kepala dan hati (hand, brain, and heart).

    • Dalam proses pengetahuan ini yang terjadi bukanlah dualisme subyek-obyek, rasio dan emosi. Akan tetapi proses yang menyatukan antara tangan, kepala dan hati (hand, brain, and heart).

    • Dalam pandangan ini ilmu pengetahuan menjadi holistik, relasional serta bertangungjawab terhadap berbagai proses keputusan kelompok. Ada tiga pengertian analitis menuju ke suatu teori yang holistik (terpadu) yaitu:

    • 1. Memberi tempat bagi mereka yang tertekan, sebagai cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penelitian yang adil, bertangungjawab. Subyek yang dijadikan sebagai obyek penelitiasn justru harus diposisikan sebagai mitra dialog;

    • 2. Ilmu dan penelitian diakui tidak netral, terdapat hubungan antara gaya kognitif dengan keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sosial;

    • 3. Ciri relasional ilmu dan penelitian mengakui dan menjalani proses, dan tidak dapat meninggalkan sumbangan pengalaman prarasional sekalipun. (lihat tulisan J.B. Banawiratma, dalam, Budi Susanto, 1994, 97).









    Menurut G. Simmel, Weber : modernitas adalah proses yang melahirkan negara industri kapitalis modern. Modernitas merangkum pengertian yang sistem sosial, ekonomi, politik yang muncul di Barat sejak abad 18.

    • Menurut G. Simmel, Weber : modernitas adalah proses yang melahirkan negara industri kapitalis modern. Modernitas merangkum pengertian yang sistem sosial, ekonomi, politik yang muncul di Barat sejak abad 18.

    • Posmodernitas berarti yang muncul setelah modernitas (kebudayaan posmodern yng muncul setelah kebudayaan modern). Posmodern bisa juga disebut sebagai cara berpikir baru.



    Modernisasi proses perubahan sosial-ekonomi (budaya) yg diakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi (industrialisasi)

    • Modernisasi proses perubahan sosial-ekonomi (budaya) yg diakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi (industrialisasi)

    • Posmodernisme adalah gerakan kebudayaan kapitalis lanjut(late capitalism, postindustrial, consumer society, trans-national capitalism).




    Yüklə 452 b.

    Dostları ilə paylaş:
    1   2   3   4   5   6   7   8   9   10




    Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©www.genderi.org 2024
    rəhbərliyinə müraciət

        Ana səhifə