Tabel 2 menunjukkan jumlah total leukosit yang paling rendah selama
pengamatan pada minggu ke-5 yaitu 9871,88 sel/mm
3
dan jumlah leukosit
tertinggi diperoleh pada minggu ke-9 yaitu 11608,33 sel/mm
3
. Secara
keseluruhan, rataan jumlah leukosit kerbau lumpur selama sepuluh minggu adalah
10845,89±2518,20 sel/mm
3
. Jumlah leukosit pada penelitian kali ini dapat
dibandingkan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sulong et al. (1980)
terhadap
kerbau lumpur di Malaysia yaitu sebesar 10700±3100 sel/mm
3
. Penelitian lain
menunjukkan jumlah leukosit kerbau sungai yaitu 9100±400 sel/mm
3
(Mahmmod
et al. 2011). Jumlah leukosit kerbau lumpur pada penelitian yang dilakukan oleh
Sulong et al. (1980) lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah leukosit sapi (8000
sel/mm
3
) dan kerbau sungai (9110 sel/mm
3
).
Berdasarkan Gambar 7 terlihat sedikit penurunan pada minggu ke-2,
kemudian meningkat kembali hingga minggu ke-4. Pada minggu ke-5 terjadi
penurunan yang cukup drastis. Penurunan jumlah total leukosit dipengaruhi oleh
penurunan dari salah satu atau beberapa jenis leukosit. Adanya penurunan
neutrofil pada minggu ke-2 dan ke-5 serta penurunan limfosit pada minggu ke-5
menyebabkan jumlah total leukosit juga menurun. Frandson (1992) menyatakan
bahwa neutrofil merupakan komponen paling banyak dari total leukosit. Hal ini
dapat dilihat pada rataan neutrofil (6084,29±2214,96 sel/mm
3
)
yang lebih tinggi
dari pada rataan limfosit (4361,17±1926,58 sel/mm
3
).
Fluktuasi jumlah leukosit dapat terjadi pada kondisi tertentu, misalnya
stres, gizi, umur, penyakit dan lain-lain. Jumlah leukosit yang menyimpang dari
keadaan normal mempunyai arti klinik yang penting untuk evaluasi suatu proses
penyakit (Dellmann & Brown 1992). Kenaikan jumlah leukosit dapat terjadi bila
terdapat benda asing yang masuk. Beberapa jenis leukosit akan meningkat
jumlahnya untuk melawan antigen yang masuk. Neutrofil dan monosit dapat
melawan benda asing yang masuk dengan cara memfagositosis. Pada kondisi
terjadi infeksi, limfosit akan melakukan perannya dalam respon imun dengan cara
akan membentuk antibodi. Eosinofil dan basofil juga akan meningkat dalam
respon pertahanan tubuh yang lain.
NEUTROFIL
Neutrofil merupakan jenis leukosit yang jumlahnya cukup dominan.
Neutrofil juga merupakan garis pertahanan utama terhadap adanya benda asing
yang masuk ke jaringan tubuh (Samuelson 2007). Neutrofil yang ditemukan pada
penelitian dapat dilihat pada Gambar 8. Tabel 2 menunjukkan rataan neutrofil
kerbau lumpur selama sepuluh minggu. Rataan neutrofil paling rendah diperoleh
pada minggu ke-6 yaitu 4841,63 sel/mm
3
, sedangkan rataan paling tinggi
diperoleh pada minggu ke-1 yaitu 7248,63 sel/mm
3
. Secara keseluruhan, rataan
jumlah neutrofil selama sepuluh minggu adalah 6084,29±2214,96
sel/mm
3
.
Gambar 8 Neutrofil
Persentase jumlah neutrofil pada kerbau lumpur ini berkisar antara 45
sampai 65%. Penelitian oleh Sulong
et al. (1980) terhadap kerbau lumpur di
Malaysia menunjukkan persentase jumlah neutrofil sebanyak 35,2%. Persentase
jumlah neutrofil kerbau lumpur lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah
neutrofil sapi dan kerbau sungai. Sapi memiliki jumlah neutrofil sebanyak 33,7%
dan kerbau sungai sebanyak 28,5%.
Gambar 9 Jumlah neutrofil kerbau lumpur selama sepuluh minggu
Berdasarkan Gambar 9 diatas, terlihat fluktuasi dari jumlah neutrofil.
Peningkatan jumlah neutrofil terjadi di beberapa titik yaitu minggu ke-1, minggu
ke-3 dan minggu ke-7 hingga ke-8. Jumlah neutrofil yang tinggi atau peningkatan
jumlah neutrofil pada minggu-minggu tersebut dapat disebabkan oleh adanya
infeksi, peradangan atau stres. Peradangan atau infeksi akan menstimulasi
pengeluaran neutrofil untuk menghancurkan benda asing yang masuk ke dalam
tubuh. Neutrofil tersebut akan menerima sinyal yang dihasilkan oleh sel yang
bersangkutan atau racun dari bakteri (Frandson 1992). Pada kondisi stres, adanya
kortisol juga dapat mempengaruhi keluarnya neutrofil dari sumsum tulang . Hal
ini menyebabkan peningkatan jumlah neutrofil (Samuelson 2007).
Penurunan jumlah neutrofil terjadi di beberapa minggu yaitu minggu ke-2,
minggu ke-4 hingga ke-6, dan minggu ke-9 hingga ke-10. Penurunan ini dapat
terjadi jika hewan tidak lagi mengalami infeksi, peradangan atau stres. Namun
pada infeksi parasit darah (theileriosis) dapat terjadi penurunan jumlah neutrofil
karena akan terjadi destruksi organ-organ limfoid penghasil leukosit (Mahmmod
et al.2011).
EOSINOFIL
Eosinofil merupakan jenis leukosit yang jumlahnya relatif sedikit.
Eosinofil berperan aktif dalam mengatur alergi akut dan proses peradangan,
mengatur infestasi parasit, dan memfagosit bakteri, kompleks antigen-antibodi,
mikoplasma dan ragi (Dellmann & Brown 1992). Eosinofil yang ditemukan pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 10.
0
2000
4000
6000
8000
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ju
m
lah
s
el
(
sel
/m
m
3
)
Minggu ke-