(leukosit), dan trombosit (platelet). Bentuk cairan dan padatan ini dapat
dipisahkan melalui sentrifugasi. Bentuk cairan lebih ringan dibandingkan dengan
bentuk padatan, oleh karena itu pada tabung sentrifugasi (centrifuge tube) plasma
terletak dibagian atas dari bentuk padatan (Cunningham & Klein 2007).
Sebagian besar sel-sel darah beredar di pembuluh darah. Eritrosit dan
trombosit tidak dapat menembus pembuluh darah, sedangkan leukosit dapat
bermigrasi ke jaringan dengan cara menembus pembuluh darah untuk melakukan
pertahanan terhadap infeksi. Leukosit merupakan sel darah yang istimewa karena
merupakan satu-satunya sel darah mamalia yang bernukleus dan memiliki
organel. Leukosit tidak mengandung hemoglobin (Hb). Meskipun jumlahnya
hanya 1% dari volume darah, namun leukosit adalah komponen yang sangat
penting dalam sistem imun (Akers & Denbow 2008).
Leukosit, terutama neutrofil, dapat meninggalkan sistem sirkulasi dan
keluar dari pembuluh darah melalui proses yang disebut emigrasi. Menurut Akers
& Denbow (2008) proses emigrasi ini terdiri atas beberapa tahap yaitu:
1.
Di dekat daerah peradangan atau inflamasi, sel-sel endotel kapiler
mengeluarkan molekul adhesi yang dinamakan selektin pada permukaannya.
Neutrofil juga memiliki molekul adhesi yang dinamakan integrin pada
permukaannya yang dapat mengenali selektin. Hal ini akan menyebabkan
leukosit berbaris pada permukaan dalam kapiler di dekat daerah peradangan.
Proses ini disebut marginasi.
2.
Leukosit dapat bergerak keluar kapiler melalui proses yang disebut
diapedesis.
3.
Setelah meninggalkan aliran darah, leukosit bermigrasi secara amoeboid
mengikuti sinyal kimia yang dihasilkan oleh jaringan yang rusak. Proses
demikian disebut kemotaksis positif.
4.
Neutrofil dan makrofag akan menjadi fagosit dan mencerna bakteri dan sel-
sel yang mati.
Leukosit dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu granulosit dan
agranulosit. Granulosit adalah sel yang memiliki segmen atau lobus pada inti sel
dan granul pada sitoplasma, terdiri atas neutrofil, eosinofil, dan basofil.
Agranulosit adalah sel yang tidak memiliki segmen atau lobus pada inti dan tidak
ada granul pada sitoplasma, terdiri atas monosit dan limfosit (Samuelson 2007).
Karakteristik jenis-jenis sel darah putih secara singkat dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Karakteristik Jenis-Jenis Sel Darah Putih
Tipe sel
Inti sel
Latar
belakang
sitoplasma
Granul
Lama
hidup
Peran
Neutrofil Bersegmen
atau berlobus;
Bentuk
dewasa tidak
berwarna
Granul primer
muda berwarna
merah-ungu;
granul sekunder
sedikit asidofilik
4-6 jam
(kuda); 7-
14 jam
(hewan
lain)
Memakan,
menghancurkan,
dan mencerna
bakteri
Eosinofil Lobulasi jelas
tetapi jumlah
lobus lebih
sedikit
dibandingkan
neutrofil
Sedikit bercak
warna biru
Besar, bulat,
eosinofilik
30 menit
(anjing)
Menghancurkan,
mencerna, dan
mengontrol
parasit; memakan
kompleks
antigen-antibodi;
berkontribusi
dalam respon
alergi dan
peradangan akut.
Basofil
Memiliki
segmen yang
paling sedikit
diantara
granuosit yang
lain
Bercak biru
muda sampai
ungu
Basofilik,
ukuran, jumlah,
dan karakteristik
bervariasi
tergantung jenis
hewan
Dapat
dibanding
kan dengan
neutrofil
Media respon
peradangan;
respon reaksi
hipersensitifitas
melalui sekresi
mediator
vasoaktif
(degranulasi)
Monosit
Tidak
bersegmen,
bentuk
bervariasi
(bulat, seperti
ginjal)
Bercak biru-
keabuan
dengan variasi
ukuran
vakuola
Berwarna pink
sampai merah-
keunguan
2-3 hari
Prekursor
makrofag;
memakan antigen
Limfosit
Tidak
bersegmen,
bulat sampai
oval, ukuran
bervariasi.
Bersih atau
bercak biru
muda, tetapi
dapat menjadi
biru tua pada
sel yang
reaktif
Tanpa
granul,tetapi
beberapa sel
memiliki bercak
granul merah-
keunguan,
ukuran medium
sampai besar.
Long-lived
(bulan
sampai
tahun);
short lived
(beberapa
jam sampai
5 hari)
Respon imun
berperantara sel
(sel T); respon
imun humoral
(sel B).
Sumber: Samuelson (2007)
Neutrofil
Neutrofil merupakan komponen terbanyak dari leukosit. Jumlah neutrofil
bervariasi pada setiap spesies hewan. Jumlah neutrofil pada hewan dapat
mencapai 40% hingga 70% Pada anjing dan kucing, neutrofil adalah jenis
leukosit yang paling banyak, sedangkan jumlah neutrofil pada kuda sedikit
melampaui jumlah limfosit (Dellmann & Eurell 1998). Nama neutrofil berasal
dari bahasa Latin (neuter=neither) dan bahasa Yunani (Philein=to love) yang
berarti bahwa granul neutrofil tidak bersifat asidofilik mapun basofilik. Jika
dilihat pada preparat ulas darah, inti sel neutrofil bersifat heterokromatik, banyak
segmen (2-5 segmen), lobulasi jelas yang dipisahkan oleh benang kromatin tipis
dan nukleoplasma. Neutrofil memiliki diameter 9-15 m, lebih kecil dari eosinofil
dan hampir sama dengan basofil (Samuelson 2007).
Gambar 1 Neutrofil (Hoffbrand 2006)
Sitoplasma neutrofil berisi granul-granul kecil berukuran 0,3-0,8
m.
Granul pada neutrofil ada dua jenis yaitu granul primer atau azurofilik dan granul
sekunder atau spesifik. Granul primer mengandung enzim lisosom dan
peroksidase, sedangkan granul sekunder yang berukuran lebih kecil mengandung
alkalin fosfatase dan zat-zat bakterisidal (protein kationik) yang dinamakan
fagositin. Granul pada neutrofil secara umum pucat, tetapi pada kambing dan
domba sedikit eosinofilik. Selain granul-granul pada sitoplasma, neutrofil juga
memiliki organel sel. Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma
granuler, sedikit mitokondria, apparatus Golgi rudimenter dan sedikit granula
glikogen (Akers & Denbow 2008).