Bab 1 pendahuluan latar belakang


Faktor penghambat motivasi belajar



Yüklə 184,6 Kb.
səhifə2/4
tarix22.07.2018
ölçüsü184,6 Kb.
#58434
1   2   3   4

Faktor penghambat motivasi belajar

Azwar (2011: 43) Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar anak dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebutlah yang mempengaruhi motivasi belajar anak. Berikut akan diuraikan tentang kedua faktor penghambat belajar.

1. faktor internal



Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan biologis serta faktor psikologis.

          1. Faktor fisiologis dan biologis adalah Masa peka merupakan masa mulai berfungsinya faktor fisiologis pada tubuh manusia. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi 2, yaitu: 1). Keadaan fungsi jasmaniah atau fisiologis. Dimana kadaan fungsi ini merupakan Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau fisik) tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun juga ada anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai akademiknya memuaskan. Misalnya anak tersebut sulit untuk bergaul karena merasa minder akan kekuranganya.

          2. Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah: 1). kecerdasan siswa merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar anak, karena  menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua, guru,dan sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya. 2). Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. 3). Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi  siswanya, berusaha mengembang kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajarinya bermanfaat bagi siswa.



      1. Faktor eksternal

Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi faktor lingkungan sosial dan non-sosial. Lingkungan sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam  belajar. Lingkungan social ini meliputi linkungan sosial sekolah dan faktor lingkungan masyarakat.

    1. Lingkungan sosial sekolah adalah Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke jenjang pendidikan berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan untuk membentuk peserta didik manjadi manusia sejati. Proses pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia kerja dan di lingkungan sekitar.

    2. lingkungan sosial masyarakat adalah Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar dan diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau alat belajar yang lain.

    3. Teman sebaya adalah Teman yang dapat mempengaruhi proses belajar anak, baik teman sebaya dalam lingkup sekolah maupun tempat tinggal atau masyarakat. Pada usia anak-anak dan remaja, jiwa yang dimiliki masih labil, emosional, pemarah, dan juga rasa egois sangat besar. Biasanya tejadi kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh teman sebaya atau kawan bermain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan atau bahkan persaingan yang menimbulkan sikap saling mengejek, mendorong, memukul bahkan kekerasan verbal.

  1. Faktor pendorong motivasi belajar

biasanya faktor pendorong motivasi belajar Siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu antara lain:

        1. Faktor intrinsik adalah faktor yang muncul dari dirinya sendiri berkat motivasi dirinya dengan berkeinginan untuk belajar tanpa ada suruhan atau motivasi dari orang lain, tetapi motivasi itu muncul sendiri dari diri pribadi sendiri. Sebabnya yaitu Karena memang siswa tersebu mempunyai motivasi, minat, serta akat untuk belajar. Dengan sebab-sebab itulah faktor pendorong belajar muncul dari faktor intern (dari dalam). Dengan faktor internsik inilah siswa itu dalam belajarnya aman dan cepat mengerti, karena sifat berkeinginan belajar itu muncul dari diri sendiri tidak dari orang lain.

        2. Faktor ekstrinsik ini adalah faktor pendorong siswa dalam belajar yang muncul dari bimbingan oang lain atau motivasi muncul dari orang lain, tidak dari diri sendiri. Yang mana faktor pendorong siwa ekstrinsik ini muncul dari berbagai pihak yaitu : keluarga, lingkungan masyarakat, dan teman sepermainan atau sebaya.



  1. Pentingnya motivasi dalam belajar

Dapat disaksikan betapa besar perbedaan antara siswa yang memiliki konsentrasi dalam belajar, dengan siswa yang tidak memiliki konsentrasi belajar. Pada siswa yang berkonsentrasi dalam belajarnya terlihat sikap yang tenang.

Sardiman (1990: 40) mengemukakan bahwa: Di dalam belajar, mungkin juga ada perhatian sekedarnya, tetapi tidak ada motivasi, maka materi yang masuk dalam pikirian mempunyai kecendrungan yang berkesan, tetapi samar-samar di dalam kesadaran.

Konsep diatas, memberikan gambarn bahwa motivasi dalam belajar sangat penting. Karena bagi seseorang yang memahami secara umum apa ang telah dilihat dan didengarnya, tetapi tidak cukup untuk membuat kesan, maka seseorang tersebut kurang motivasi. Oleh karena itu, motivasi dalam belajar perlu diupayakan supaya siswa memiliki kesan setelah terjadi kesan belajar.

2. Mata Pelajaran Sosiologi


        1. Pengertian sosiologi

Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih mudah usianya, walaupun telah mengalami perjalanan zaman yang cukup lama. Dimana sosiologi ini merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Atas atau sederajat yang diberlakukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Pitirim Sorokin dalam Rusdiyanta (2009: 2) mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala social (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala social dengan gejala non social, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala social lain.



      1. Tujuan pembelajaran sosiologi

Tujuan seseorang melakukan suatu pembelajaran sosiologi di sekolah tersebut bertujuan secara kognitif dan praktis sebagai berikut:

  1. Secara kognitif pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk memberikan ilmu pengetahuan dasar tentang soiologi agar siswa dapat memahami komponen-komponen dari individu, masyarakat, dan kebudayaan sebagai suatu sistem.

  2. Sedangkan secara praktis pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan pemahaman fenomena sehari-hari, sehingga peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya untuk mengaktualisasi potensi diri dalam mengambil status dan peran secara kritis.

      1. Teori-teori sosiologi

Bagi seseorang yang mempelajari sosiologi, maka teori-teori mempunyai beberapa kegunaan, antara lain: (Soekanto 1978: 40)

          1. Suatu teori atau beberapa teori merupakan ikhtisar dari pada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut obyek yang dipelajari

          2. Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan pada seseorang yang memperdalam pengetahuanya dibidang sosiologi

          3. Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih menghususkan fakta yang dipelajari

          4. Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan system klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta memperkembangkan defenisi-defenisi.



  1. KERANGKA PIKIR

Berhasil tidaknya pelajaran yang disajikan ditentukan berdasarkan motivasi dalam mengikuti mata pelajaran. Karena itu, motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Motivasi yang sehat perlu ditimbulkan secara integral dalam dunia belajar, yakni diambil dari dalam sistem lingkungan hidup siswa dan ditunjukkan pada perkembangan siswa. Motivasi yang mempunyai daya penggerak siswa dapat melihat dengan jelas sehingga siswa ulet menghadapi kesulitan-kesulitan, rintangan-rintangan dan situasi yang kurang menyenangkan.

Seorang yang Belajar membutuhkan konsentrasi yang tinggi dan perhatian yang sungguh-sungguh,sehingga diperlukan adanya motivasi belajar karena dalam tumbuhnya motivasi siswa terhadap pelajaran maka akan meningkatkan hasil belajarnya. Siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi boleh jadi gagal dalam belajar disebabkan oleh keinginan, hasrat, dorongan ataupun arahan untuk mengetahui pelajaran memang tidak ada

Ada beberapa faktor yang menghambat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya, misalnya kurangnya dorongan dari dirinya sendiri untuk belajar. Sedangkan faktor eksternalnya adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, misalnya kurangnya buku pedoman yang dimiliki sekolah, cara mengajar guru yang tidak bervariasi.


Siswa
Berikut ini adalah skema kerangka pikir yang akan menjadi acuan dalam melakukan penelitian.

Belajar



Motivasi





  1. Ekstrinsik

    Adanya perangsang dari luar untuk belajar.



    Intrinsik

    1. Adanya kebutuhan untuk belajar.

    2. Adanya cita-cita atau aspirasi.




Faktor penghambat motivasi belajar siswa




Internal

kurangnya bakat & minat



Eksternal

kurangnya buku pedoman


Gambar 1. Skema Kerangka Pikir



BAB III

METODE PENELITIAN

        1. Jenis dan Lokasi Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitan deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Adapun lokasi dalam penelitian yaitu SMA Negeri 7 pinrang Kabupaten Pinrang.

        1. Informan Penelitian



Penentuan informan dalam penelitian ini dipilih dengan cara purposive sampling secara sengaja memilih langsung informan berdasarkan kebutuhan penelitian dengan kriteria sebagai berikut: Siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 7 Pinrang yang memiliki nilai rendah dalam pelajaran sosiologi, dan siswa yang memiliki nilai tinggi dalam pelajaran sosiologi.

        1. Deskripsi Fokus Penelitian

Untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini maka dibuat deskripsi fokus dapat dibatasi sebagai berikut:

  1. Faktor penghambat adalah suatu faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar siswa serta dapat mengurangi hasil belajar siswa.


26
Motivasi belajar adalah semangat atau dorongan yang timbul pada diri siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, sehingga menimbulkan ketekunan dan kecintaan serta kerja keras untuk mencapai prestasi belajar atau hasil belajar itu tanpa merasakan adanya tekanan dari pihak manapun. Motivasi yang dimaksud tercermin dari skor yang dicapai oleh responden setelah diberikan instrumen berupa skala penilaian motivasi belajar yang meliputi : motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

  1. Faktor internal adalah suatu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

  2. Faktor eksternal adalah suatu faktor yang muncul dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa

Jadi faktor penghambat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi adalah SMA Negeri 7 Pinrang adalah faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa, sehingga motivasi belajar siswa itu tidak maksimal.

        1. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

  1. Observasi

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan langsung pada lokasi penelitian. Hal ini digunakan untuk melihat kemampuan guru dalam mengatasi kurangnya motivasi belajar siswa atau faktor yang menghambat motivasi belajar siswa di SMA Negeri 7 Pinrang.


  1. Wawancara

Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman wawancara yang penulis susun untuk menjawab rumusan permasalahan yang diberikan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak sah yang tidak terlalu mengacu secara ketat terhadap pedoman wawancara.


27
Wawancara dengan siswa-siswa di SMA Negeri 7 Pinrang dilakukan untuk menggali informasi tentang faktor penghambat motivasi belajar Siswa pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 7 Pinrang. Pada saat melakukan wawancara penulis atau pengamat telah melakukan daftar pertanyaan seputar faktor penghambat motivasi belajar.

  1. Dokomentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian, seperti profil sekolah, daftar kehadiran Siswa, dan pencarian sumber data yang mendukung penelitian.

        1. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari hasil penelitian disusun secara sistematis kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Metode analisis data adalah suatu metode dimana data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dikelompokkan dan dipilih, kemudian dihubungkan dengan masalah yang akan diteliti menurut kualitas dan kebenarannya, sehingga akan dapat menjawab permasalahan yang ada. Kemudian hasil analisis dipaparkan secara deskriptif, yaitu dengan cara menjelaskan, menguraikan dan menggambarkan permasalahan serta penyelesaiannya yang berkaitan erat dengan penulisan ini.

  1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan data-data yang dikumpulkan dan memfokuskan data sesuai dengan penelitian.

  1. Penyajian Data

Penyajian data berupa data-data yang disajikan dalam bentuk tabel untuk memudahkan peneliti dalam menentukan kesimpulan.

  1. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu data yang diperoleh disedarhanakan secara singkat dan ringkas sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian.



        1. Tekhnik Keabsahan Data

Tekhnik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengecekan anggota atau member check. Chony (2012) mengatakan bahwa member check adalah pengecekan data dalam penelitian kualitatif dimana data, kategori analisis, interpretasi dan kesimpulan diuji dengan para anggota dari mereka sebagai pemegang saham darimana data itu dikumpulkan. Sedangkan menurut Putra (2011) mengatakan bahwa member Check adalah upaya untuk memeriksa keberhasilan peneliti dalam merumuskan dan menemukan hasil penelitian sebagai EMIK, realitas apa adanya, bahkan cara ungkap ada istilah-istilah yang mereka gunakan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

      1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Pinrang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Kabupaten Pinrang terletak antara 43 10’30” – 30 19’30” lintang utara dan 119 26’30” – 119 47’20” bujur timur. Luas wilayah Kabupaten Pinrang adalah 1.961,77 Kms atau 3,15% dari luas wilayah Sulawesi Selatan, terdiri dari 12 Kecamatan, 39 Kelurahan dan 65 Desa. Dengan batas wilayah Administratif :

Utara = Kabupaten Tana Toraja

Selatan = Kotamadya Parepare

Barat = Kabupaten Polman dan Selat Makassar

Timur = Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Sidrap


30
Kabupaten Pinrang memiliki garis pantai sepanjang 93 Km sehingga terdapat areal pertambakan sepanjang pantai, pada dataran rendah didominasi oleh areal persawahan, bahkan sampai perbukitan dan pergunungan. Kondisi ini mendukung Kabupaten Pinrang sebagai daerah Potensial untuk sector pertanian dan memungkinkan berbagai komoditi pertanian (Tanaman Pangan, perikanan, perkebunan dan peternakan) untuk dikembangkan. Ketinggian wilayah 0 – 500 mdpl ( 60,41% ), ketinggian 500 – 1000 mdpl ( 19,69% ) dan ketinggian 1000 mdpl ( 9,90%).


30




    1. Profil Lokasi Penelitian

Seiring dengan animo masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak sebagai generasi penerus, khususnya masyrakat yang berdomisisli di kecamatan mattirobulu kabupaten Pinrang sangat mendambakan agar anak-anaknya kelak mendapatkan pendidikan yang layak mulai dari tingkat sekolah dasar sampai kejenjang lebih tinggi namun suatu kendala karena diera tahun 90-an pada saat itu fasilitas pendidikan, khusunya pendidikan menengah atas masih kurang, hanya terbatas didaerah perkotaan saja.

Kondisi ini dirasakan oleh masyarakat wilayah ini sehingga oleh beberapa tokoh masyarakat berusaha agar ada sekolah di kecamatan mattirobulu. Di penghujung tahun 90-an oleh tokoh masyarakat diantarannya: Hj. Andi Colli (istri H. Andi Wahid Sinapati). H.A. Tabbu, Andi Baddu, dan beberapa tokoh masyarakat yang tidak sempat dicantumkan namanya namun memiliki andi besar dalam bekerja sama dengan pemerintah untuk membangun sekolah yang kami banggakan ini. Oleh Hj. Andi Colli (Petta Colli) bersama dengan masyarakat yang memiliki lahan di kampong baka. Karena sekolah ini berada dikampung baka maka masyarakat menamainnya dengan nama SMA Baka. Itulah cikal bakal lahirnya nama SMA Negeri 1 Mattirobulu.

Pada awalnnya sekolah ini berafiliasi di SMA Negeri 1 Pinrang, dan juga merupakan salah satu sekolah urutan ketiga di kabupaten Pinrang. Kemudian dengan surat penguasaan ke kanwil Debdikbud Provinsi Sulawesi Selatan tertanggal 6 Mei 1999 menugaskan Drs. H. amiruddin Nonci sebagai pelaksana harian Kepala SMUN 1 Mattirobulu. Selanjutnya diangkat menjadi kepala SMUN 1 Mattirobulu depentif pada tanggal 3 Maret 2000. Yaitu bertepatan dengan peresmian sekolah ini dengan surat keputusan Menteri Debdikbud R.I nomor: 001a/0/1999 tanggal 5 Januari 1999 tentang pembukaan dan penegerian sekolah di Indonsia Tahun Pelajaran 19971998 inilah yang menjadi hari/ tanggal lahirnya sekolah ini.

SMA Negeri 7 beralamat di Jalan Poros Pinrang –Pare Km 8 Pinrang keluraha Manarang Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang provinsi Sulawesi Selatan.SMA Negeri ini dibangun di atas tanah seluas 10.000 m² dan luas bangunan 8.72 m² dan menempati posisi yang strategis, karena mudah dijangkau dari berbagai arah dan letak sekolah berada di depan jalan raya. SMA Negeri 7 ini beberapa kali mengalami perubahan nama yaitu SMU Negeri 1 Mattirobulu pada tahun 1999-2002, kemudian SMA Negeri 1 Mattirobulu pada tahun 2002-2014, selanjutya SMA Negeri 7 Pinrang (2014- Sekarang) SK. Bupati Pinrang No. 410/71/2014, tg. 10-01-2014.

Yang menjadi pimpinan pertama di SMA Negeri 7 Pinrang adalah bapak Drs. H. Amiruddin Nonci, M.Pd. pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2005 sebagai kepala Sekolah yang pertama. kemudian dilanjutkan oleh bapak Drs. Syarifuddin Caco pada tahun 2005 sebagai kepala sekolah yang kedua. Pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2012 dilanjutkan oleh bapak Drs. H. Mahmud Bandu, M.Pd. sebagai kepala sekolah yang ketiga. Selanjutnya pada ahun 2012 sampai pada tahun 2013 dilanjutkan lagi oleh bapak Drs. Muhammad Ilyas, M.si selaku kepala Sekolah yang keempat. Kemudian pada tahun 2013 sampai sekarang di teruskan lagi oleh bapa Drs. Hamzah Rente selaku kepala sekolah sampai sekarang di SMA Negeri 7 Pinrang. Adapun daftar nama komite SMA 7 Pinrang yaitu Drs Muhammad Yusuf Haba pada tahun 1998 sampai pada tahun 2000, selanjutnya pada tahun Drs. Wahid Katarru pada tahun 2000 sampai pada tahun 2006. Dan H. Jamaluddin, BA sampai sekarang. Jadi usia SMA Negeri 7 Pinrang telah mencapai 15 tahun.

Visi SMA Negeri 7 Pinrang yaitu: Unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, berprestasi dalam bidang olahraga, sehat disiplin yang dilandasi Iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Misi SMA Negeri 7 pinrang yakni sebagai berikut:


  1. Meningkatkan KBM secara efektif serta menumbuhkan minat baca untuk mencapai prestasi akademik.

  2. Menumbuhkan penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta prestasi olahraga.

  3. Membentuk peserta didik yang disiplin, berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.

  4. Menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk memiliki lingkungan yang indah, bersih dan sehat.

Tujuan yang diharapkan dari sekolah SMA Negeri 7 Pinrang adalah:

        1. Meningkatkan mutu dan prestasi peserta didik.

        2. Mendorong peserta didik untuk menguasai teknologi agar mampu bersaing dalam era globalisasi.

        3. Membentuk peserta didik yang terampil, sehat, berakhlak dan berbudi pekerti luhur.

        4. Menciptakan lingkungan sekolah yang indah, bersih dan sehat.

    1. Yüklə 184,6 Kb.

      Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©www.genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə