Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 15
penyuluhan yang telah diperoleh tentang perawatan
DM secara mandiri.
§
Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang
digunakan, perencanaan makan dan program latihan
jasmani.
§
Riwayat komplikasi akut (ketoasidosis diabetik,
hiperosmolar hiperglikemia, hipoglikemia).
§
Riwayat infeksi sebelumnya, terutama infeksi kulit,
gigi, dan traktus urogenital.
§
Gejala dan riwayat pengobatan
komplikasi kronik
pada ginjal, mata, jantung dan pembuluh darah, kaki,
saluran pencernaan, dll.
§
Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap
glukosa darah.
§
Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit
jantung koroner, obesitas,
dan riwayat penyakit
keluarga (termasuk penyakit DM dan endokrin lain).
§
Riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM.
§
Karakteristik budaya, psikososial, pendidikan, dan
status ekonomi.
2. Pemeriksaan Fisik
§
Pengukuran tinggi dan berat badan.
§
Pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran
tekanan darah dalam posisi berdiri untuk mencari
kemungkinan adanya hipotensi ortostatik.
§
Pemeriksaan funduskopi.
§
Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid.
§
Pemeriksaan jantung.
§
Evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan
stetoskop.
§
Pemeriksaan kaki secara komprehensif (evaluasi
kelainan vaskular, neuropati, dan adanya deformitas).
§
Pemeriksaan kulit (akantosis nigrikans, bekas luka,
hiperpigmentasi,
necrobiosis diabeticorum, kulit
kering, dan bekas lokasi penyuntikan insulin).
§
Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan
DM tipe lain.
16 |
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
3. Evaluasi Laboratorium
§
Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan 2jam
setelah TTGO.
§
Pemeriksaan kadar HbA1c
4. Penapisan Komplikasi
Penapisan komplikasi harus dilakukan pada setiap
penderita yang baru terdiagnosis DMT2 melalui
pemeriksaan:
§
Profil lipid pada keadaan puasa:
kolesterol total, High
Density Lipoprotein (HDL),
Low Density Lipoprotein
(LDL), dan trigliserida.
§
Tes fungsi hati
§
Tes fungsi ginjal: Kreatinin serum dan estimasi-GFR
§
Tes urin rutin
§
Albumin urin kuantitatif
§
Rasio albumin-kreatinin sewaktu.
§
Elektrokardiogram.
§
Foto Rontgen thoraks (bila ada indikasi: TBC, penyakit
jantung kongestif).
§
Pemeriksaan kaki secara komprehensif.
Penapisan komplikasi dilakukan di Pelayanan Kesehatan
Primer. Bila fasilitas belum tersedia, penderita dirujuk ke
Pelayanan Kesehatan Sekunder dan/atau Tersier.
III.2.2 Langkah-langkah Penatalaksanaan Khusus
Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan pola
hidup sehat (terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik)
bersamaan dengan intervensi farmakologis dengan obat anti
hiperglikemia secara oral dan/atau suntikan. Obat anti
hiperglikemia oral dapat diberikan sebagai terapi tunggal atau
kombinasi. Pada keadaan emergensi dengan dekompensasi
metabolik berat, misalnya: ketoasidosis, stres berat, berat
badan yang menurun dengan cepat, atau adanya ketonuria,
harus segera dirujuk ke Pelayanan Kesehatan Sekunder atau
Tersier.
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 17
Pengetahuan tentang pemantauan mandiri, tanda dan
gejala hipoglikemia dan cara mengatasinya harus diberikan
kepada pasien. Pengetahuan tentang pemantauan mandiri
tersebut dapat dilakukan setelah mendapat pelatihan khusus.
III.2.2.1 Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu
selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya
pencegahan dan merupakan bagian yang sangat
penting dari pengelolaan DM secara holistik (B).
Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat
awal dan materi edukasi tingkat lanjutan.
a.
Materi edukasi pada
tingkat awal dilaksanakan
di Pelayanan Kesehatan Primer yang meliputi:
o
Materi tentang perjalanan penyakit DM.
o
Makna dan perlunya pengendalian dan
pemantauan DM secara berkelanjutan.
o
Penyulit DM dan risikonya.
o
Intervensi
non-farmakologis
dan
farmakologis serta target pengobatan.
o
Interaksi antara asupan makanan, aktivitas
fisik, dan obat antihiperglikemia oral atau
insulin serta obat-obatan lain.
o
Cara pemantauan glukosa darah dan
pemahaman hasil glukosa darah atau urin
mandiri (hanya jika pemantauan glukosa
darah mandiri tidak tersedia).
o
Mengenal gejala dan penanganan awal
hipoglikemia.
o
Pentingnya latihan jasmani yang teratur.
o
Pentingnya perawatan kaki.
o
Cara mempergunakan fasilitas perawatan
kesehatan
(B).