Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik



Yüklə 0,54 Mb.
səhifə6/7
tarix26.01.2018
ölçüsü0,54 Mb.
#22455
1   2   3   4   5   6   7

Sosial dan Budaya

Secara umum, jumlah guru di Bener Meriah untuk jenjang pendidikan dasar sudah sangat memadai. Secara rata-rata, seorang guru pada jenjang pendidikan SD/MI di Bener Meriah melayani 8 orang siswa. Rasio tertinggi terjadi di Kecamatan Bener Kelipah (1 : 5,3) dan Kecamatan Bukit (1 : 6). Rasio ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rasio guru terhadap jumlah murid SD/MI di Provinsi Aceh yang sebesar 1 : 11 (rata-rata satu orang guru melayani sekitar 11 siswa). Standar nasional pendidikan mensyaratkan rasio 1 : 17 untuk SD/MI seperti terlihat pada table di bawah ini.


Rasio guru terhadap siswa tingkat SMP/MTS di Bener Meriah sebesar 1 : 6.7 dimana satu orang guru melayani hampir 7 orang siswa. Rasio terendah teramati di kecamatan Gajah Putih (1 : 9,1), sementara rasio tertinggi tercatat di Kecamatan Bener Kelipah dan Mesidah (1 : 2,7) seperti terlihat pada table dibawah ini. Rasio untuk Provinsi Aceh adalah 1 : 10. Rasio yang ditetapkan adalah 1 : 17 untuk SMP/MTs.



Data pada diatas dan dibawah ini menunjukkan bahwa jumlah guru untuk jenjang pendidikan dasar di Bener Meriah sudah berlebih. Dengan demikian, rekruitmen guru perlu dibatasi, kecuali untuk bidang-bidang khusus tertentu. Selain itu perlu dilakukan peningkatan kapasitas guru untuk meningkatkan mutu pendidikan.


Tabel 2.9: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Bener Meriah

Nama Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum

Agama

SD

SLTP

SMA

SMK

MI

MTs

MA

Timang Gajah

16

4

4

-

-

-

-

Gajah Putih

10

2

-

-

-

-

-

Pintu Rime Gayo

16

6

1

-

3

-

1

Bukit

13

6

2

1

-

2

3

Wih Pesam

18

3

1

-

-

1

1

Bandar

17

7

2

-

-

2

-

Bener Kelipah

2

-

-

-

-

1

-

Syiah Utama

6

3

-

-

-

-

1

Mesidah

3

-

-

-

1

-

-

Permata

13

6

1

-

2

1

1

Sumber Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bener Meriah

Persentase penduduk di atas garis kemiskinan

Tingkat kemiskinan di Bener Meriah pada tahun 2010 bertambah sebesar 26,25% atau sejumlah 32.100 orang, di mana pada tahun 2009, jumlah orang miskinnya adalah 23%. Angka ini jauh di atas angka kemiskinan Provinsi Aceh dan nasional yang masing sebesar 19,95% dan 13,33% pada tahun yang sama. Tabel 2.14 berikut menjelaskan perkembangan tingkat kemiskinan di Bener Meriah dari tahun 2005-2010



Tabel Perkembangan Tingkat Kemiskinan Bener Meriah Tahun 2005-2010


Uraian

Tahun

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Angka Kemiskinan

28,92

26,68

23,68

25,66

23,03

26,30

Jumlah Penduduk Miskin

30.700

30.200

28.100

31.280

28.580

32.160

Jumlah Penduduk

106.150

113.19

118.660

121.900

124.170

122.280

Sumber: BPS Bener Meriah 2011
Tabel 2.10: Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Nama Kecamatan

Jumlah Keluarga Miskin (KK)

Timang Gajah

1722

Gajah Putih

1105

Pintu Rime Gayo

1157

Bukit

866

Wih Pesam

202

Bandar

816

Bener Kelipah

1393

Syiah Utama

838

Mesidah

32

Permata

336

Sumber Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana

Kabupaten Bener Meriah
Tabel 2.11: Jumlah rumah per Kecamatan pada Kabupaten Bener Meriah

Nama Kecamatan

Jumlah Rumah















































































Sumber:…..

2.5 Kondisi Geologi

Kondisi Geologi Bener Meriah terdiri dari beberapa bebatuan dengan jenis batuan

sedimen, batuan vulkanis, dan aluvial. Dominasi batuan sedimen ini hampir merata pada bagian selatan wilayah Bener Meriah, yang merupakan dataran tinggi atau berfungsi sebagai kawasan areal penggunaan lain. Sedimen ini juga terbagi oleh jenis yang diantaranya, sedimen kapur dan glaukosit dengan material halus, kemudian sedimen sedikit kandungan kapur dan material kasar konglomerat, batu pasir dan mika.

Jenis batuan yang terdapat di Bener Meriah dapat dikelompokkan menjadi batuan beku dan batuan metamorfik atau malihan, batuan sedimen dan gunung api tua, batu gamping, batuan gunung api muda, serta endapan aluvium. Batuan sedimen terutama

terdapat di daerah lembah. Jenis batuan ini mempengaruhi jenis tanah yang
d:\dataqu\sanitasi\bps bm\template & contoh\peta bm\1.11 peta geologi.jpgSumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 – 2032)

Peta 2.5 Kondisi Geologi pada kabupaten Bener Meriah



    1. Sosial Masyarakat

Dari data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang diperoleh dari DinasSosial Bener Meriah, menunjukan masih tingginya masyarakat rawan sosial di Bener Meriah,diantaranya jumlah keluarga miskin yang mencapai 1.002 KK, untuk lebih jelasnya dapat dilihatpada Tabel 2.21 berikut.
Tabel 2.21

No. Kecamatan Jumla PenyandangCacat Produktif % Produktif

1 Weh Pesam 116 33 28,45

2 Syiah Utama 11 7 63,64

3 Bandar 172 73 42,44

4 Bener Kelipah 53 7 13,21

5 Mesidah 9 5 55,56

6 Permata 77 50 64,94

7 Timang Gajah 146 116 79,45

8 Pintu Rime Gayo 75 45 60,00

9 Gajah Putih 48 5 10,42

10 Bukit 118 53 44,92

Jumlah 825 394 47,76

Sumber: Dinas Sosial Bener Meriah 2012

2.6.1 FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI

a. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB merupakan indikator yang dapat menunjukan keberhasilan penerapan kebijakanpembangunan ekonomi. Keberhasilan tujuan otonomi daerah untuk memperkuatperekonomian Bener Meriah nampaknya terlihat dari PDRB Bener Meriah berdasarkan hargakonstan dan harga berlaku yang terus meningkat. Atas dasar harga konstan, PDRB BenerMeriah menujukkan peningkatan rata-rata 4,5% per tahun dalam lima tahun terakhir. Nilai PDRB Bener Meriah atas dasar harga konstan tahun 2011 hampir mencapai 800 milyar rupiah (Tabel 2.7).



Tahun


Harga Berlaku


Harga Konstan



Nilai ( Rp Juta )



Pertumbuhan ( % )


Nilai ( Rp Juta )


Pertumbuhan( % )

2007

1.146.666,69

12,48

661.863,19

4,24

2008

1.343.963,43

17,31

690.306,66

4,30

2009

1.572.898,48

17,04

721.644,27

4,54

2010

1.780.389,79

13,19

756.359,92

4,81

2011*

1.985.889,85

11,54

794.975,57

5,11

Angka Sementara. Sumber : BPS Bener Meriah 2012
Besaran nilai PDRB merupakan rata-rata tingkat pertumbuhan sektor yang bekontribusi. Apabila sebuah sektor mempunyai kontribusi besar dan pertumbuhannyalambat, maka akan menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Sebaliknya, apabila sebuah sektor memiliki kontribusi yang besar terhadap totalitas perekonomian dan mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi, maka sektor tersebut akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi secara total.


Seluruh sektor ekonomi di Bener Meriah dari tahun 2009 sampai dengan 2011 mengalami pertumbuhan positif. Data pada Tabel 2.8 menunjukkan bahwa sektor pertanian sangat dominan kontribusinya di Bener Meriah. Walaupun pada periode tahun 2009-2011, pertumbuhan sektor ini tidak terlalu tinggi, namun berkontribusi hampir setengah struktur ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan penggerak utama sector ekonomi Bener Meriah. Oleh karena itu, strategi pembangunan sektor pertanian harus mampu mengubah pola pertanian subsistem ke pola pertanian komersial yang terspesialisasi
Tabel 2.11 Peranan pertumbuhan sektoral dan struktur ekonomi Bener Meriah tahun 2009-2011



No



Sektor

Peran pertumbuhan sektoral terhadap PDRD ( % )


Struktur ekonomi ( % )

2009

2010

2011*

2008

2009

2010

2011

1

Primer










55,12

53,41

51,82

50,88

Pertanian

1,7

1,57

3,12

54,35

52,6

50,98

50,02

Pertambangan dan Penggalian

9,74

8,47

7,98

0,77

0,81

0,84

0,86

2

Sekunder










11,85

12,38

12,79

12,84

Industrin pengolahan

6,61

6,55

10,47

3,43

3,5

3,56

3,74

Listrik/Air Minum

29,42

16,21

13,93

0,6

0,75

0,83

0,89

Bangunan dan Konstruksi

8,70

8,21

2,86

7,82

8,13

8,39

8,21

3

Tersier










33,03

34,21

35,4

36,28

Perdagangan,Hotel dan Restoran

8,03

8,99

9,92

9,45

9,76

10,15

10,62

Pengangkutan dan Komunikasi

8,37

8,36

6,75

4,04

4,19

4,33

4,4

Keuangan dan jasa perusahaan

10,08

9,47

4,53

1,65

1,74

1,82

1,81

Jasa-jasa

8,27

8,09

7,03

17,89

18,52

19,1

19,45




Rata – Rata Total

4,54

4,81

5,11

100

100

100

100

*Angka Sementara. Sumber : BPS Bener Meriah 2012

Sektor kedua terbesar yang berkontribusi terhadap struktur ekonomi adalah sector bangunan dan konstruksi, yang menyumbang hampir seperlima dari total. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran juga menunjukkan peningkatan yang hampir mencapai 10% per tahun. Sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi pada tahun 2009-2011 adalah sektor listrik dan air minum, sebesar 29,42%, walaupun perananannya dalam sektor ekonomi sangat kecil. Dukungan situasi daerah yang kondusif dan aman sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Bener meriah, terutama sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan pembangunan seperti sektor bangunan/konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa.




Tabel 2.12 Pertumbuhan ekonomi pada sektor pertanian Bener Meriah tahun 2009 – 2011


No

Sub Sektor

Pertumbuhan

2009

2010

2011

1.

Tanaman Bahan Makanan

9,60

9,21

0,62

2.

Tanaman Perkebunan

8,26

6,26

5,39

3.

Peternakan

8,25

4,45

0,35

4.

Kehutanan

-19,33

-18,23

0,24

5.

Perikanan

6,31

2,63

0,02

Sektor Pertanian

1,17

1,59

3,12

Sumber BPS Bener Meriah
Pertumbuhan sektor pertanian ini dipengaruhi oleh pertumbuhan masing-masing sub

sektornya. Pertumbuhan tertinggi sektor pertanian pada tahun 2011 terjadi pada sub sector perkebunan sebesar 5,39%, sementara sub sektor perikanan hanya tumbuh sebesar 0,02% (Tabel 2.9). Peningkatan yang tinggi pada sub sektor perkebunan sangat ditunjang oleh perkebunan kopi yang merupakan produk andalan Bener Meriah. Sektor tanamanan bahan makanan dan peternakan menunjukkan penurunan yang tajam dalam tiga tahun terakhir. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 4,53% pada tahun 2011. Pertumbuhan sektor ini mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya yang pertumbuhannya mencapai 9,47%. Sub sektor bank tumbuh sebesar 8,17% di mana angka ini mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya yaitu 8,67%. Sub sector Bank merupakan sub sektor yang mengalami peningkatan cukup signifikan di tahun sebelumnya yang mencapai 8,67%, tetapi pada tahun 2011 sub sektor hanya tumbuh sebesar 8,17%. Jika dibandingkan dengan sub sektor lainnya, sub sektor bank selalu mengalami peningkatan yang stabil, sehingga diharapkan di periode berikutnya akan memberikan dampak yang lebih baik bagi perekonomian Bener Meriah secara keseluruhan. Sub sektor lembaga keuangan bukan bank dan sub sektor sewa bangunan tumbuh masing-masing sebesar 8,17% dan 1,4% (Gambar 2.8). Dukungan yang disumbangkan oleh sektor moneter turut mempercepat pertumbuhan di sektor riil.


erah

b. PDRB Per Kapita

Perekonomian suatu daerah baru dapat dinyatakan berkembang apabila rata-rata pendapatan per kapita menunjukan kecenderungan meningkat dalam jangka panjang. PDRB per kapita menunjukkan besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah.

Perhitungan PDRB per kapita dapat dilakukan dengan membagi total PDRB terhadap jumlah penduduk. Bila ditinjau dari PDRB atas dasar harga berlaku, besarnya PDRB per kapita mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
PDRB per kapita Bener Meriah berdasarkan harga berlaku tumbuh sekitar 11,5% per

tahun dalam empat tahun terakhir. Namun demikian, ada perlambatan pertumbuhan pada tahun 2010, dimana PDRB per kapita hanya tumbuh sekitar 6%. Peningkatan kembali terlihat pada tahun 2011, yaitu sekitar 9,05% pada tahun 2011. PDRB per kapita atas dasar harga konstan tumbuh sekitar 1,65% per tahun dalam empat tahun terakhir. Nilai PDRB ini menunjukkan pertumbuhan negatif pada tahun 2010. Nilai PDRB per kapita berdasarkan harga konstan pada tahun 2011 adalah sekitarr 6,35 juta rupiah.

Indikator lain yang dapat memberikan keterangan mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat adalah pendapatan regional per kapita (Tabel 2.11). Sama halnya dengan PDRB per kapita, pada tahun 2008 berdasarkan harga berlaku, terjadi peningkatan pendapatan sebesar 15,73% yaitu sebesar 11,31 juta rupiah. Sepanjang periode tahun 2008 hingga 2011, peningkatan pendapatan regional per kapita di Bener Meriah terus terjadi. Pada tahun 2009, pendapatan regional per kapita Bener Meriah mencapai 13,02 juta rupiah atau meningkat sebesar 15,08%. Pada tahun 2010 pendapatan regional per kapita tumbuh 5,65%, dan pada tahun 2011 pertumbuhannya sebesar 9,37% atau senilai dengan 15,04 juta rupiah.
Kemudian bila dihitung berdasarkan harga konstan, pendapatan regional per kapita Bener Meriah juga mengalami kenaikan sebesar 2,90% di tahun 2008. Tahun 2009, pertumbuhan pendapatan regional per kapita menjadi 2,79% atau setara dengan 5,96 juta rupiah per tahun. Pada tahun 2010, pendapatan regional per kapita mengalami penurunan sebesar 2,05% (5,84 juta rupiah). Namun demikian pada tahun 2011 pendapatan regional perakapita penduduk Bener Meriah mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,05% yang setara dengan 5,96 juta rupiah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
c. Inflasi/Deflasi

Inflasi/deflasi merupakan gambaran tentang terjadinya perubahan harga. Apabila tingkat inflasi naik, dapat dipastikan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Fluktuasi harga yang terjadi akan berpengaruh pada daya beli konsumen sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Indeks ini dapat juga diturunkan dari PDRB yang disebut sebagai PDRB deflator atau yang dikenal dengan indeks implisit. Indeks ini merupakan perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan.

Rata-rata inflasi indeks harga implisit PDRB pada tahun 2011 adalah sebesar 8,2%, sedikit turun dibandingkan pada tahun 2010 yang menunjukkan angka 9,6% Inflasi tertinggi di tahun 2011 terjadi pada sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 19,45%, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 11,86%. Sektor dengan inflasi terendah pada tahun 2011 adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 0,17%. Hal ini wajar karena sector ini memberikan kontribusi sangat kecil terhadap struktur ekonomi.
d. Pengembangan Wilayah Transmigrasi

Transmigrasi adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk (kota) ke daerah lain (desa) di dalam wilayah Indonesia. Tujuan resmi program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya. Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk, melainkan upaya untuk pengembangan wilayah.

Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan top down dari Pemerintah Pusat, melainkan berdasarkan Kerjasama Antar Daerah pengirim transmigran dengan daerah tujuan transmigrasi. Penduduk setempat semakin diberi kesempatan besar untuk menjadi Transmigran Penduduk Setempat (TPS), proporsinya hingga mencapai 50:50 dengan Transmigran Penduduk Asal (TPA).

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Bener Meriah tahun 2012, Bener Meriah memiliki 2 Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) dengan jumlah KK sebanyak 200 KK yang terdiri dari 825 jiwa



Tabel Pembangunan Transmigrasi di Bener Meriah



Kecamatan


Jumlah UPT


Jumlah Penempatan



KK


Jiwa


Syiah Utama

1

100




Pintu Rime Gayo

1

100




Jumlah

2

200

825

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2012


e. Angka Kriminalitas

Menurut Data Kepolisian Resort Bener Meriah Tahun 2012 bahwa jumlah kasus yang



dilaporkan dari tahun 2007 sampai tahun 2011 terus bertambah. Tindak kejahatan tahun 2007 berjumlah 63 kasus, tahun 2008 bertambah dari tahun sebelumnya menjadi 152 kasus, 269 kasus di tahun 2009, lalu melonjak drastis di tahun 2010 sebanyak 302 kasus namun tahun 2011 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 286 kasus namun hanya 269 kasus yang terselesaikan. Selain pelanggaran lalulintas dan kecelakaan lalulintas Kasus pencurian cenderung meningkat dan merupakan kasus tertinggi di Bener meriah, dan kasus KDRT dan kasus pemerkosaan memerlukan perhatian khusus bagi pemerintah daerah dari data kasus KDRT dan Pemerkosaan cenderung meningkat dan angka yang tinggi, Berikut Tabel 2.15 tentang jumlah kasus pidana dan perdata yang ada di Bener Meriah.

Gambaran Umum Kondisi

rah

Tabel Jumlah Perkara Sejak Tahun 2008 – 2012


Jenis Perkara

Jumlah Perkara

2008

2009

2010

2011

2012

KDRT

13

5

34

29

13

Pemerkosaan Anak

7

3

12

8

4

Trafficking

0

1

1

1

0

Pembunuhan

2

0

0

0

1

Perampokan

0

0

11

0

0

Pencurian

33

39

59

70

71

Laka Lantas

8

9

22

19

15

Pelangaran Lalu Lintas

872

1482

2526

2546

1436

Lain- Lain

107

69

185

179

111

Sumber: Polres Bener Meriah


    1. Yüklə 0,54 Mb.

      Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©www.genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə