virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung),
atau tanaman
(misalnya virus mosaik tembakau) (Istamar, 2007).
B. Cara Hidup Virus
Virus hanya bisa hidup di dalam sel hidup organisme tertentu yang cocok
sehingga virus juga disebut parasit intraseluler obligat. Bila sel hidup yang
ditumpanginya mati, maka virus pun akan mati karena tidak bisa hidup tanpa sel
hidup tempat menumpang. Sel hidup yang ditumpangi virus disebut sel inang.
Sel inang dapat berupa organisme monoseluler maupun multiseluler;
mulai dari
bakteri, jamur, protozoa, tumbuhan, hewan, hingga manusia. (Wesley, 1990).
Virus yang terisolasi dari sel inangnya tidak akan mampu hidup lama, apalagi
bereproduksi. Apa sebabnya ? Hal ini dikarenakan virus tidak mempunyai enzim
untuk melakukan metabolisme sendiri dan juga tidak memiliki ribosom untuk
menyintesis protein. Virus yang terisolasi hanya merupakan
paket-paket berisi
gonom yang berpindah dari satu sel inang ke sel inang lainnya yang cocok. Cara
virus mengidentifikasi sel inang adalah dengan menggunakan kesesuaian (
lock
and key
). (Wesley, 1990)
Jenis sel yang dapat ditumpangi oleh virus disebut kisaran inang. Virus
memiliki kisaran inang yang cukup luas, misalnya virus flu burung, virus ini
dapat
menginfeksi golongan Aves, babi, dan manusia. Virus rabies dapat
menginfeksi sejumlah spesies mamalia. Namun demikian, ada beberapa virus
memiliki kisaran inang yang sempit, misalnya bakteriofag yang hanya dapat
menginfeksi bakteri
Escherichia coli.
Virus yang menyerang sel eukariota (sel yang mempunyai membran inti)
biasanya hanya menyerang jaringan-jaringan tertentu.
Contohnya adalah virus
HIV yang hanya menyerang sel darah putih tertentu yang disebut T CD4. Contoh
lain adalah virus influenza yang hanya menyerang sel-sel pada permukaan
saluran pernapasan, sedangkan jaringan lain tidak diserang. Cara penularan virus
dari suatu sel inang ke sel inang yang lainnya dapat terjadi secara langsung
ataupun tidak langsung. Penularan virus secara langsung dapat terjadi
melalui udara, air, lendir, darah, dan media lain. Sebagai contoh, penularan virus
yang
menyebabkan penyakit polio, herpes, pilek, dan campak. Sementara
penularan virus secara tidak langsung dapat terjadi melalui vektor (hospes
perantara). Contohnya,
Dostları ilə paylaş: