Bab I pendahuluan



Yüklə 75,41 Kb.
tarix27.02.2018
ölçüsü75,41 Kb.
#28403

BAB I

PENDAHULUAN


    1. Latar Belakang

Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia.


Unsure golongan A dalam sistem periodic unsure terdiri dari golongan I A sampai VIII A. Logam alkali adalah logam golongan IA yang terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium(K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu, air abu bersifat basa. Kata alkali ini menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali dan alkali tanah adalahmembentuk basa. Alkali merupakan unsure logam yang sangat reaktif. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jauh mengenai logam alkali maka dibuatlah makalah ini.


    1. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah kelimpahan unsure golongan alkali di alam?

  2. Bagaimanakah sifat fisika dan sifat kimia unsure golongan alkali?

  3. Bagaimanakah cara pembuatan dan reaktifitas unsure golongan alkali?

  4. Bagaimanakah reaksi-reaksi yang terbentuk dan jenis ikatan yang terbentuk dari unsure golongan alkali?


    1. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kelimpahan unsure golongan alkali di alam

2. Untuk mengetahui sifat fisika dan sifat kimia unsure golongan alkali

3. Untuk mengetahui cara pembuatan dan reaktifitas unsure golongan alkali

4. Untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terbentuk dan jenis ikatan yang terbentuk dari unsure golongan alkali.



BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Logam Alkali

Dalam Sistem Periodik Unsur, unsur-unsur yang terletak pada golongan IA yaitu litium(Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs) dan fransium (Fr) disebut logam alkali.

Hidrogen termasuk nonlogam walaupun dengan alkali sama-sama memiliki satu elektron pada kulit terluarnya. Berdasarkan konfigurasi elektron diketahui semua unsur alkali memiliki 1 elektron yang terletak pada kulit terluar. Persamaan ini menyebabkan unsur-unsur alkali memiliki sifat kimia yang mirip.Walaupun memiliki sifat yang mirip tetapi unsur-unsur alkali keberadaan di alam tidak bersama-sama. Hal ini disebabkan oleh ukuran-ukuran ion alkali yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya.

Natrium dan kalium sangat melimpah dikerak bumi sedangkan litium, rubidium dan sesium kelimpahannya sangat sedikit. Kelimpahan logam alkali yang paling sedikit adalah fransium. Hal ini disebabkan fransium merupakan unsur radioaktif yang memancarkan sinar beta (β) dengan waktu paruh yang pendek sekitar 21 menit, kemudian segera berubah menjadi unsur thorium. Logam fransium dihasilkan dari unsur aktinum dengan pemancaran sinar alpha (α).


2.2 Kelimpahan Unsur Logam Alkali di Alam.

Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan larutan garam-garam alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut utamanya. Jika air laut diuapkan, garam-garam yang terlarut akan membentuk kristal. Selain air laut, sumber utama logam natrium dan kalium adalah deposit mineral yang ditambang dari dalam tanah, seperti halit (NaCl), silvit (KCl), dan karnalit (KCl.MgCl.H2O). Mineral-mineral ini banyak ditemukan di berbagai belahan bumi.


Tabel 3.7 Mineral Utama Logam Alkali

Unsur

Sumber Utama

Litium

Spodumen, LiAl(Si2O6)

Natrium

NaCl

Kalium

KCl

Rubidium

Lepidolit, Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3

Cesium

Pollusit, Cs4Al4Si9O26.H2O

Pembentukan mineral Logam Alkali tersebut melalui proses yang lama. Mineral Logam Alkali berasal dari air laut yang menguap dan garam-garam terlarut mengendap sebagai mineral. Kemudian, secara perlahan mineral Logam Alkali tersebut tertimbun oleh debu dan tanah sehingga banyak ditemukan tidak jauh dari pantai. Logam alkali lain diperoleh dari mineral aluminosilikat. Litium terdapat dalam bentuk spodumen, LiAl(SiO3)2. Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit. Cesium diperoleh dari pollusit yang sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium bersifat radioaktif.

2.3 Sifat –sifat golongan Alkali

Secara umum, logam alkali ditemukan dalam bentuk padat, kecuali sesium yang berbentuk cair. Padatan logam alkali sangat lunak seperti sabun atau lilin sehingga dapat diiris menggunakan pisau. Hal ini disebabkan karena logam alkali hanya memiliki satu elektron pada kulit terluarnya. Beberapa sifat fisik logam alkali seperti yang tertera di bawah ini.


http://2.bp.blogspot.com/-lwjk8z8ffie/ujeybicempi/aaaaaaaaacu/kiw0emye84y/s1600/alkali+tanah.jpg

Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam golongan lain. Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang lebih kecil dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam alkali makin bertambah seirng bertambahnya nomor atom.



2.4 Spektrum Emisi Logam Alkali

Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut sprektum emisi. Spektrum emisi yang dihasilkan berkaitan dengan model atom Neils Bohr. Ketika atom diberikan sejumlah energi, elektron-elektron yang berada pada keadaan dasar akan tereksitasi menuju kulit yang lebih tinggi dengan ringkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang tereksitasi dapat kembali keadaan dasar atau mengimisi dengan memancarkan sejumlah energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang (λ) tertentu. Spektrum emisi terjadi ketika larutan garamnya dibakar menggunakan nyala bunsen. Spektrum emisi yang dihasilkan setiap unsur berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.



http://2.bp.blogspot.com/_4trf_maysae/s67trlldwmi/aaaaaaaaaiy/a3qcaosa9ie/s1600/warna+nyala+logam+alkali.jpg

Ketika dibakar litium menghasilkan warna merah, natrium menghasilkan warna kuning, kalium menghasilkan warna pink atau lilac, rubidium menghasilkan warna merah lembayung dan sesium menghasilkan warna merah lembayung. Warna-warna yang dihasilkan oleh unsur-unsur alkali sangat indah sehingga logam-logam alkali banyak dimanfaatkan dalam pembuatan kembang api atau mercun.


2.5 Cara Isolasi dan Pembuatan

Li dan Na dapat diperoleh dengan elektrolisis garam leburan atau eutetik bertitik leleh rendah seperti CaCl2 + NaCl. Karena titik lelehnya yang rendah dan memudah menguap, K, Rb dan Cs tidak dapat dengan mudah dibuat melalui elektrolisi, namun diperoleh dengan mengolah lelehan klorida dengan uap Na. Logam-logam yang dimurnika dengan destilasi. Li, Na, K dan Rb adalah keperakan, tetapi Cs berwarna kuning keemasan. Karena hanya terdapat satu elektron valensi tiap atom logam , energi ikatan dalam kemasan rapat kisi logam relatif rendah. Oleh karena itu, logam-logam tersebut lunak dengan titik leleh yang rendah.



Ekstraksi Logam Alkali

Logam-logam alkali sangat stabil terhadap pemanasan, sehingga logam-logam alkali tidak dapat diperoleh dari oksidanya melalui proses pemanasan. Logam alkali tidak dapat dihasilkan dengan mereduksi oksidanya, hal ini disebabkan logam-logam alkali merupakan pereduksi yang kuat.

Keberadaan natrium dan kalium telah dikenali sejak lama, namun untuk mereduksi logam-logam alkali dalam air tidak dapat dilakukan karena logam-logam alkali dapat bereaksi dengan air membentuk basa kuat. Pada abad ke-19 H. Davy akahirnya dapat mengisolasi natrium dan kalium dengan melakukan elektrolisis terhadap lelehan garam KOH atau NaOH.  Dengan metode yang sama Davy berhasil mengisolasi Li dari Li2O. Kemudian Rb dan Cs ditemukan sebagai unsur baru dengan teknik spektroskopi pada tahun 1860-1861 oleh Bunsen dan Kirchhoff. Sedangkan fransium ditemukan oleh Perey dengan menggunakan teknik radiokimia tahun 1939.

Semua logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan garam halidanya melalui proses elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, oleh karena itu umumnya ditambahkan garam halida yang lain untuk menurunkan titik lebur garam halidanya.


Elektrolisis Litium

Logam alkali natrium dan litium dibuat dengan cara elektrolisis lelehan garamnya. Logam alkali natrium kali pertama dibuat pada tahun 1807 oleh Humpry Davy melalui elektrolisis lelehan NaOH. Cara ini merupakan metode pembuatan logam natrium di industri (lihat Gambar 3.14).



elektrolisis lelehan nacl

Gambar 3.14 Perangkat elektrolisis lelehan NaCl pada pembuatan logam Alkali

Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO)3). Spodumene dipanaskan pada suhu 100 oC kemudian ditambah H2SO4 pekat panas sehingga diperoleh Li2SO4. Campuran yang terbentuk dilarutkan ke dalam air. Larutan Li2SO4 ini kemudian direaksikan dengan Na2CO3. Dari reaksi ini terbentuk endapan Li2CO3.

Li2SO4(aq) +  Na2CO3(aq) ―→ Li2CO3(s) +  Na2SO4(aq)

Setelah dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan dengan HCl sehingga diperoleh garam LiCl.

Li2CO3(s) +  2HCl(aq) ―→  2LiCl +  H2O +  CO2

Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis litium. Namun karena titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka ditambahkan KCl dengan perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk menurunkan titik lebur LiCl menjadi 430 ºC. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li adalah sebagai berikut

Katoda :  Li+ +  e ―→ Li

Anoda  :   2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e

Selama elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida akan bergerak menuju katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan mengalami reaksi reduksi menjadi padatan Li yang menempel pada permukaan katoda. Padatan yang terbentuk dapat diambil secara periodik, dicuci kemudian digunakan untuk proses selanjutnya sesuai keperluan. Sedangkan ion Cl‾ akan bergerak menuju anoda yang kemudian direduksi menjadi gas Cl2.
Elektrolisis Natrium

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:and9gcttl0bv9edhqady7yoyhdnxgvm-fay1nszfvzwu-4pdlnpdwrhw

Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan menambahkan CaCl2 menggunakan proses downs cell. Penambahan CaCl2 bertujuan menurunkan titih leleh NaCl dari 801ºC menjadi 580 ºC. Proses ini dilakukan dalam sel silinder meggunakan anoda dari grafit dan katoda dari besi atau tembaga. Selama proses elektrolisis berlangsung, ion-ion Na+ bergerak menuju katoda kemudian mengendap dan menempel pada katoda, sedangkan ion Cl‾ memebntuk gas Cl2 pada anoda. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis natrium dari lelehan NaCl:

Peleburan NaCl ―→ Na+ + Cl‾

Katoda :  Na+ +  e ―→ Na

Anoda  :  2Cl‾ ―→  Cl2 +  2e

Reaksi elektrolisis: Na+ + Cl‾―→  Na + Cl2


Metode reduksi

c:\users\user\documents\download.jpg

Logam Kalium

Kalium, rubidium, dan sesium tidak dapat diperoleh dengan proses elektrolis karena logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang digunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh Kalium, rubidium, dan sesium dilakukan melalui metode reduksi

Logam sesium

Proses yang dilakukan untuk memperoleh ketiga logam ini serupa yaitu dengan mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.

Na  +  LCl ―→ L  +  NaCl            (L= kalium, rubidium dan sesium)

Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang dialirkan keluar. Gas yang keluar kemudian dipadatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga terbentuk padatan logam L. Karena jumlah produk berkurang maka reaksi akan bergeser ke arah produk. Demikian seterusnya hingga semua logam L habis bereaksi.

Logam Rubidium



Rubidium ternyata ditemukan lebih banyak dari yang diperkirakan beberapa tahun lalu. Sekarang ini, Rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang paling banyak ditemukan di kerak bumi. Rubidium ada di pollucite, leucite dan zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk oksida. Ia ditemukan di lepidolite sebanyak 1.5% dan diproduksi secara komersil dari bahan ini. Mineral-mineral Kalium, seperti yang ditemukan pada danau Searles, California, dan Kalium Klorida yang diambil dari air asin di Michigan juga mengandung Rubidium dan sukses diproduksi secara komersil. Unsur ini juga ditemukan bersamaan dengan Cesium di dalam deposit pollucite di danau Bernic, Manitoba.

Logam Fransium



Fransium muncul sebagai hasil disintegrasi unsur Actinium. Ia juga bisa dibuat secara buatan dengan membombardir Thorium dengan proton-proton. Walau Fransium secara alami dapat ditemukan di mineral-mineral uranium, kandungan unsur ini di kerak bumi mungkin hanya kurang dari satu ons.

2.6 Kereaktivan

Logam-logam alkali sangat elektropositif dan reaksi langsung dengan sebagian besar unsur lain dan banyak senyawaan dengan pemanasan. Lithium biasanya yang paling kurang reaktif sedangkan Cs biasanya yang paling reaktif.


2.7 Senyawa Dan Reaksi Dengan Unsur Lain

a. Reaksi dengan Air

Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas hidrogen dan logam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan suatu basa kuat. Makin kuat sifat logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat yaitu dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebaga berikut:

2M(s) + 2H2O(l) ―→ 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)

Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis. Li bereaksi dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan rubidium dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan ledakan.


b. Reaksi dengan Udara

Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan oksigen. Untuk menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium disimpan dalam minyak atau minyak tanah untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara.

Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang bereaksi dengan nitrogen membentuk Li3N. Hal ini disebabkan ukuran kedua atom yang tidak berbeda jauh dan struktur yang dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi yang besar.

Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni berupa oksida logam. Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen



4M   +  O2 ―→  2L2O             (L = logam alkali)
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih, natrium membentuk peroksida, sedangkan kalium, rubidium dan sesium selain peroksida dapat pula membentuk membentuk superoksida. Persamaan reaksinya

Na(s) + O2(g) ―→ Na2O2(s)

L(s) + O2(g) ―→ LO2(s) (L = kalium, rubidium dan sesium)

c. Reaksi dengan Hidrogen

Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk senyawa hidrida. Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali yang atom hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1.

2L(s) +   H2(g) ―→ 2LH(s) (L =  logam alkali)

d. Reaksi dengan Halogen

Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan logam alkali merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam alkali dengan halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh dari reaksi ini berupa garam halida.

2L  +  X2 ―→ 2LX            (L = logam alkali, X = halogen) 

e. Reaksi dengan Senyawa

Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila dipanaskan dan akan terbakar dalam aliran hidrogen klorida.

2L + 2HCl ―→ LCl   +  H2

2L + 2NH3 ―→  LNH2 +  H2 L = logam alkali


2.8 Beberapa Senyawaan Logam Alkali dan Kegunaannya

Senyawaan Natrium

  • Natrium klorida (NaCl), merupakan bahan baku pembuatan garam dapur, NaOH, Na2CO3.

  • Natrium hidrosida atau soda kaustik (NaOH). Digunakan dalam industri pembuatan sabun, kertas dan tekstil, dalam kilng minyak digunakan untuk menghilangkan belerang, dan ekstraksi aluminium dari bijihnya. Dalam laboratorium digunakan untuk menyerap gas karbondioksida atau gas-gas lain yang bersifat asam, dalam beberapa reaksi organik NaOH merupakan pereaksi yang penting misalnya pada reaksi hidrolisis.

  • Soda cuci (Na2CO3), pelunak kesadahan air, zat pembersih (cleanser) peralatan rumah tangga, industri gelas.

  • Natrium hidroksi karbonat (NaHCO3) atau soda kue, campuran pada minuman dalam botol (beverage) agar menghasilkan.

  • Natrium nitrat (NaNO3), pupuk, sebagai pereaksi dalam pembuatan senyawa nitrat yang lain.

  • Natrium nitrit (NaNO2), pembuatan zat warna (proses diazotasi), pencegahan korosi.

  • Natrium sulfat (Na2SO4) atau garam Glauber, obat pencahar (cuci perut), zat pengering untuk senyawa organik.

  • Natrium tiosulfat (Na2S2O3), larutan pencuci (hipo) dalam fotografi.

  • Na3AlF6, pelarut dalam sintesis logam alumunium.

  • Natrium sulfat dekahidrat (Na2SO4.10H2O) atau garam glauber: digunakan oleh industri pembuat kaca.

  • Na3Pb8 : sebagai pengisi lampu Natrium.

  • Natrium peroksida (Na2O2): pemutih makanan.

  • Na-benzoat, zat pengawet makanan dalam kaleng, obat rematik.

  • Na-sitrat, zat anti beku darah.

  • Na-glutamat, penyedap masakan (vetsin).

  • Na-salsilat, obat antipiretik (penurun panas).

Senyawaan Kalium

  • Kalium oksida (KO2), digunakan sebagai konverter CO2 pada alat bantuan pernafasan. Gas CO2 yang dihembuskan masuk kedalam alat dan bereaksi dengan KO2 menghasilkan O2

  • Kalium klorida (KCl), pupuk, bahan pembuat logam kalium dan KOH

  • Kalium hidroksida (KOH), bahan pembuat sabun mandi, elektrolit batu baterai batu alkali

  • Kalium bromida (KBr), obat penenang saraf (sedative), pembuat plat potografi

  • KClO3, bahan korek api, mercon, zat peledak, ditambahkan pada garam dapur sebagai sumber iodium sehingga dikenal sebagai garam beriodium.

  • K2CrO4, indicator dalam titrasi argentomeri

  • K2Cr2O7, zat pengoksidasi (oksidator)

  • KMnO4, zat pengoksidasi, zat desinfektan

  • Kalium nitrat (KNO3), bahan mesiu, bahan pembuat HNO3

  • K-sitrat, obat diuretik dan saluran kemih

  • K-hidrogentartrat, bahan pembuat kue (serbuk tartar).

Kegunaan Rubidium
Karena rubidium sangat mudah diionasi, unsur ini pernah dipikirkan sebagai bahan bakar mesin ion untuk pesawat antariksa. Hanya saja, cesium sedikit lebih efisien untuk hal ini. Unsur ini juga pernah diajukan untuk digunakan sebagai fluida penggerak turbin uap dan untuk generator elektro-panas menggunakan prinsip kerja magnetohydrodynamic dimana ion-ion rubidium terbentuk oleh energi panas pada suhu yang tinggi dan melewati medan magnet. Ion-ion ini lantas mengantar listrik dan bekerja seperti amature sebuah generator sehingga dapat memproduksi aliran listrik. Rubidium juga digunakan sebagai getter dalam tabung-tabung vakum dan sebagai komponen fotosel. Ia juga telah digunakan dalam pembuatan kaca spesial. RbAg4I5 sangat penting karena memiliki suhu ruangan tertinggi sebagai konduktor di antara kristal-kristal ion. Pada suhu 20 derajat Celcius, konduktivitasnya sama dengan larutan asam sulfur. Sifat ini memugkinkan rubidium digunakan pada aplikasi untuk baterai super tipis dan aplikasi lainnya.


Sifat

Kegunaan

Li2CO3

Produksi aluminium




Pembuatan LiOH

LiOH

Pabrik sabun litium untuk pelumas

LiH

Pereduksi pada sintetis organik




Pembuatan antihistamin dan obat-obatan

NaCl

Sumber Na dan NaCl




Bumbu, dan penyedap makanan




Pabrik sabun (mengendapkan sabun dari campuran reaksi)

NaOH

Industri pulp dan kertas




Ekstraksi oksida aluminium




Pabrik rayon viskosa




Pemurnian minyak bumi

Na2CO3

Pabrik sabun




Pabrik gelas




Digunakan dalam detergen dan softener

Na2O2

Pemutih tekstil

NaNH2

Pembuatan celupan indigo untuk blue jeans denim

KCl

Pupuk

KOH

Pabrik sabun lunak

K2CO3

Pabrik gelas

KNO3

Pupuk dan bahan peledak


2.9 Jenis Ikatan yang Terbentuk

Jenis ikatan yang terjadi pada senyawaan alkali adalah ikatan ionik karena alkali merupakan unsur-unsur logam sehingga ketika berikatan dengan unsur nonlogam maka ikatannya ionik. Ikatan ionik adalah ikatan yang terjadi antara atom yang memiliki energi ionisasi kecil (atom-atom logam) dengan atom yang memiliki afinitas elektron besar (atom-atom nonlogam).


BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

1. Sumber utama logam alkali adalah air laut.

2. Secara umum, logam alkali ditemukan dalam bentuk padat, kecuali sesium yang berbentuk cair. Padatan logam alkali sangat lunak seperti sabun atau lilin sehingga dapat diiris menggunakan pisau.

3. Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam golongan lain. Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang lebih kecil dibanding unsur golongan lain.

4. Li dan Na dapat diperoleh dengan elektrolisis garam leburan atau eutetik bertitik leleh rendah, karena titik lelehnya yang rendah dan memudah menguap, K, Rb dan Cs tidak dapat dengan mudah dibuat melalui elektrolisis, namun diperoleh dengan mengolah lelehan klorida dengan uap Na. Logam-logam yang dimurnikan dengan destilasi

5. Logam-logam alkali sangat elektropositif dan reaksi langsung dengan sebagian besar unsur lain dan banyak senyawaan dengan pemanasan

6. logam alkali dapat bereaksi dengan air, udara, hidrogen ,halogen dan senyawa lain.

7. Jenis ikatan yang terjadi pada senyawaan alkali adalah ikatan ionik





Yüklə 75,41 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©www.genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə