6
GEOGRAFI Kelas X
1)
Atmosferis yang secara khusus membicarakan iklim.
2)
Litosferis yang secara khusus
menelaah permukaan Bumi
meliputi relief, vegetasi, dan fauna dari berbagai negeri.
3)
Manusia yang membicarakan keadaan penduduk, perniagaan,
dan pemerintahan dari berbagai negeri.
2. Immanuel Kant (1724–1821)
Selain sebagai seorang geograf, Kant juga seorang filsuf. Kant tertarik
pada geografi karena menurutnya ilmu itu dekat dengan filsafat. Semua
gagasan Kant tentang hakikat geografi dapat ditemukan dalam buku
Physische Geographie yang ditulisnya. Menurutnya, geografi adalah
ilmu yang objek
studinya adalah benda-benda, hal-hal atau gejala-
gejala yang tersebar dalam wilayah di permukaan Bumi.
3. Alexander von Humboldt (1769–1859)
Pada mulanya Humboldt adalah seorang ahli botani. Ia tertarik geografi
ketika ia mulai mempelajari tentang batuan. Ia diakui sebagai peletak
dasar geografi fisik modern. Ia menyatakan geografi identik atau serupa
dengan geografi fisik. Ia menjelaskan bagaimana kaitan Bumi dengan
Matahari dan perilaku Bumi dalam ruang angkasa, gejala cuaca dan
iklim di dunia, tipe-tipe permukaan Bumi dan proses terjadinya, serta
hal-hal yang berkaitan dengan hidrosfer dan biosfer.
4. Karl Ritter (1779–1859)
Seperti
halnya Humboldt, Ritter juga dianggap sebagai peletak dasar
geografi modern. Profesor geografi Universitas Berlin ini mengatakan
bahwa geografi merupakan suatu telaah tentang Bumi sebagai tempat
hidup manusia. Hal-hal yang menjadi objek studi geografi adalah
semua fenomena di permukaan Bumi, baik organik maupun anorganik
yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
5. Friederich Ratzel (1844–1904)
Ratzel adalah guru besar geografi di Leipzig. Ia mengemukakan konsep
geografi dalam bukunya yang berjudul
Politische Geographie. Konsep
itu
diberi nama Lebensraum yang artinya wilayah geografis sebagai
sarana bagi organisme untuk berkembang. Ia melihat suatu negara
cenderung meluaskan
Lebensraum-nya sesuai kekuatan yang ia miliki.
6. Elsworth Huntington (1876–1947)
Huntington adalah geograf asal Amerika Serikat. Melalui bukunya yang
berjudul
The Pulse of The Earth, ia memaparkan bahwa kelangsungan
hidup dan peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh iklim. Atas
dasar teorinya itu, Huntington kemudian terkenal sebagai determinis
iklim (memandang iklim sebagai penentu kehidupan). Ia mengatakan,
geografi sebagai studi tentang fenomena
permukaan Bumi beserta
penduduk yang menghuninya. Ia menjelaskan adanya hubungan
timbal balik antara gejala dan sifat-sifat permukaan Bumi dengan
penduduknya.
7. Paul Vidal de la Blache (1845–1918)
Vidal adalah geograf asal Prancis. Ia adalah pelopor
posibilisme dalam
geografi.
Posibilisme (teori kemungkinan) muncul setelah Vidal
melakukan penelitian untuk membuktikan interaksi yang sangat erat
antara manusia dan lingkungan pada masyarakat agraris pramodern.
Sumber: www.nl.wikipedia.org
Gambar 1.4 Alexander von
Humboldt
Sumber: www.aeiou.at
Gambar 1.5 Karl Ritter
Sumber: en.wikipedia.org
Gambar 1.6 Friederich Ratzel
Sumber: www.jhu.edu
Gambar 1.3 Immanuel Kant
7
Konsep Geografi
Ia menegaskan bahwa lingkungan menawarkan sejumlah kemungkinan
(
posibilities) kepada manusia untuk hidup dan berkembang. Atas dasar
itu, Vidal mengemukakan konsepnya yang disebut
genre de vie atau
mode of live (cara hidup).
Dalam konsep ini, geografi diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari bagaimana proses produksi dilakukan manusia
terhadap kemungkinan yang ditawarkan oleh alam.
8. Halford Mackinder (1861–1947)
Mackinder adalah pengajar di Universitas Oxford. Pendapatnya tentang
geografi sangat terkenal lewat makalahnya yang berjudul
The Scope
and Methods of Geography yang berisi konsep
man-land relation
(hubungan manusia dengan lahan) dalam geografi. Ia menyatakan
bahwa geografi adalah ilmu yang fungsi utamanya menyelidiki
interaksi manusia dalam masyarakat dengan
lingkungan yang berbeda
menurut lokasinya.
9. Bintarto
Bintarto adalah guru besar geografi di Fakultas Geografi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia mengatakan bahwa geografi pada dasarnya
adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat
Bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, serta
mempelajari corak yang khas tentang kehidupan dari unsur-unsur
Bumi.
10. Daldjoeni
Nama Daldjoeni dikenal karena buku-bukunya yang membahas hal-
hal yang berkaitan dengan geografi. Menurutnya,
geografi merupakan
ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia mencakup tiga hal
pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi, dan region (wilayah). Dalam hal
spasial, geografi mempelajari persebaran gejala baik yang alami
maupun manusiawi di muka Bumi. Kemudian dalam hal ekologi,
geografi mempelajari bagaimana manusia harus mampu beradaptasi
dengan lingkungannya. Adapun dalam hal region, geografi mempelajari
wilayah sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan kesatuan
fisiografisnya.
11 . Seminar Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di Semarang
1988
Dari seminar peningkatan kualitas pengajaran
geografi ini dihasilkan
rumusan geografi sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau
kelingkungan dalam konteks keruangan.
Jika kita perhatikan beberapa definisi atau pengertian dan sejarah
perkembangan geografi dari masa ke masa selalu mengalami
perkembangan. Namun, apabila kita kaji lebih jauh, di antara
pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang.
Kesamaan titik pandang tersebut terutama dalam mengkaji:
1. Bumi sebagai tempat tinggal,
2. hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi),
3. dimensi ruang dan dimensi historisnya, serta
4. pendekatan, yaitu meliputi pendekatan spasial (keruangan), ekologi
(kelingkungan), dan regional (kewilayahan).
Berdasarkan adanya kesamaan dalam
titik pandang kajian dan
geografi, maka muncul konsep esensial. Konsep ini akan meng-
ungkapkan dan memberikan gambaran corak abstrak dari suatu
Sumber: www.uqac.uquebec.ca
Gambar 1.7 Paul Vidal de la Blache
Sumber: www.stage.valpo.edu
Gambar 1.8 Halford Mackinder