Prinsip komunikasi



Yüklə 102,21 Kb.
tarix05.12.2017
ölçüsü102,21 Kb.
#13951

Prinsip komunikasi

Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy  Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :

Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik


Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
 
Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan


Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat  dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.

Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan


Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)

Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktuPesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasiTidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.

Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik


Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.

Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi


Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.

Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial


Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional


Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible


Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.

Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah


Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Tentang iklan-iklan ini

Terkait

Definisi komunikasidalam "Pengantar Ilmu Komunikasi"

Pengertian dan ruang lingkup Komunikasi Organisasidalam "Komunikasi Organisasi"

Definisi Komunikasi dan Tingkatan Proses Komunikasidalam "Kapita Selekta Komunikasi"

About this entry

You’re currently reading “PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI,” an entry on Catatan Kuliah

Telah Diterbitkan:

Oktober 17, 2006 / 7:45 am

Kategori:

Pengantar Ilmu Komunikasi

Tag:


71 Komentar

Hambatan komunikasi pada dasarnya merupakan inti dari keseluruhan problem dalam berjalannya proses penympai-terimaan pesan. Hambatan komunikasi tarjadi dengan banyak faktor yang basanya mengiringi latar belakang seseorang. Karena setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda dan itu tentu mempengaruhi pola komunikasinya. 


Perbedan-perbedaan tersebut akan membuat ketidaksepahaman dalam komunikasi yang non intrapersonal. Namun dari sebagian besar hambatan dalam komunikasi setidaknya kita bisa menanggulanginya dengan beberapa solusi yang akan saya bahas dalam makalah ini. 
Sejatinya hamabatan dalam komunimasi sudah seharusnya diminimalisir guna menciptakan pola komuikasi yang baik dan menimbulkan kesepahaman antara pelaku-pelaku komunikasi. Karena selaras dengan tujuan komunikasi yakni menciptakan kesepahaman makna antara komunikator dan komunikannya. 
Penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Namun ini adalah maksimalitas yang bisa penulis lakukan saat ini. Tentu penulis tidak mau sampai disini, kedepan perbaikan tentu akan membuat penulis semakin tertantang untung lebih baik lagi. 
Semoga makalah ini bisa sedikitnya memberikan manfaat dan sebagai salah satu bentuk sumbangsih penulis bagi kemajuan ilmu komunikasi itu sendiri. Akhirkata penulis berterima kasih atas perhatian dan mohon maaf atas kekurangan dan kekeliruan dalam makalah ini. “tak ada gading yang tak retak. Tak ada karya manusia yang sempurna” 
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb 
Edwin Mulyadi Iskandar

SOLUSI MENGAHADAPI HAMBATAN KOMUNIKASI 
Dewasa ini melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang benar-benar efektif, karena selalu terjadi hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat yaitu : 
a). Hambatan yang bersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan. 
b). Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi. 
Sedangkan jika diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi : 
1. Gangguan (Noises), terdiri dari : 
1) Gangguan mekanik (mechanical/channel noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. 
2) Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan. 
3) Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya. 

2. Kepentingan (Interest) 


Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan. 
2. Motivasi 
Motif atau daya dorong dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Pada umumnya motif seseorang berbeda-beda jenis maupun intensitas dengan yang lainnya, termasuk intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin komunikasi sesuai motivasinya semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak komunikan. 
3. Prasangka (Prejudice) 
Sikap seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat dua alternatif like and dislike, atau pun simpati dan tidak simpati. Dalam sikap negatif (dislike juga tidak simpati) termasuk prasangka yang akan melahirkan curiga dan menentang komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan atas dasar stereotif (tanpa menggunakan pikiran rasional). Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta yang nyata, tidak akan berpikir secara objektif dan segala yang dilihat selalu akan dinilai negatif. 
4. Evasi Komunikasi 
Evasion of communication adalah gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi. Menurut E. Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku “Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi” menyatakan beberapa jenis evasi : 
1) Menyesatkan pengertian (understanding derailed), contoh : Apabila seorang mahasiswa menyerukan pada teman-temannya untuk meningkatkan prestasi belajar dengan jalan rajin masuk kuliah, rajin membaca, dan menghormati dosen. Maka komunikasinya oleh mahasiswa lain mungkin akan diangggap sebagai usaha mencari muka.

2) Mencacatkan pesan komunikasi (message made invalid), contoh : Apabila seorang siswa A tidak disenangi oleh siswa B, C, D, dan E. Ketika B melihat A sedang dinasehati guru BP, maka B mengatakan pada C bahwa A sedang dimarahi Guru BP. C mungkin mengatakan pada D bahwa A sedang dimaki-maki Guru BP. Dan D mengatakan pada E bahwa A diskor oleh Guru BP. 


3) Mengubah kerangka referensi (changing frame of reference), menunjukkan seseorang yang menggapi komunikasi dengan diukur oleh kerangka referensi sendiri, menurut seleranya sendiri tanpa memperhatikan kerangka referensi orang yang akan diberikan pesan tersebut. 

SOLUSI MENANGGULANGI HAMBATAN KOMUNIKASI
Untuk mengetahui hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan cara sebagai berikut : 
1. Mengecek arti atau maksud yang disampaikan. Bertanya lebih lanjut pada si komunikan apakah ia sudah mengerti apa yang si komunikator bicarakan. 
Contoh: dosen bertanya pada mahasiswanya “Apakah kalian sudah mengerti,apa yang saya sampaikan ?” 
2. Meminta penjelasan lebih lanjut . Sama halnya dengan poin pertama hanya saja disini si komunikator lebih aktif berbicara untuk memastikan apakah ada hal lain yang perlu ditanyakan lagi. 
Contoh: “Apa ada hal lain yang kurang jelas, Bu?” 
3. Mengecek umpan balik atau hasil. Memancing kembali si komunikator dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal atau pesan yang telah disampaikan kepada komunikan. 
Contoh: “Apakah kalian telah mengerjakan tugas yang saya berikan?” Sebelumnya si komunikator telah berpesan pada komunikan untukmengeerjakan tugas. 
4. Mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dengan bahasa isyarat 
Contoh: “Tugas nya dikumpulkan minggu depan ya” sambil menggerakkan tangan. 
5. Mengakrabkan antara pengirim dan penerima. Dalam hal ini komunikator lebih mendekatkan diri dengan berbincang mengenai hal-hal yang menyangkut keluarga, keadaannya saat ini. 
6. Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat. Si komunikator sebaiknya menyampaikan hanya hal-hal yang berhubungan sehingga lebih efisien dan tidak membuang-buang waktu. 
7. Membuat suatu pesan secara berhati-hati, tentukan maksud dan tujuan komunikasi serta komunikan yang akan dituju. 
8. Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi, komunikator harus berusaha dapat membuat komunikan lebih mudah memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan sehingga penyampaian pesan dapat berlangsung tanpa gangguan yang berarti. 
9. Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan, Cara dan waktu penyampaian dalam komunikasi harus direncanakan dengan baik agar mengahasilkan umpan balik dari komunikan sesuai harapan. 
10. Gunakan umpan balik (feedback), setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar. 
11. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik. Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi. 
12. Gunakan komunikasi langsung (face to face), Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna. 
13. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Kosa kata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik) karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti. 

KESIMPULAN 
pada intinya adalah usaha untuk memberikan kesepahaman makna. Karena hambatan pada komunikasi nyaris didominasi oleh hal tersebut. memberikan informasi yang lengkap dan jelas serta efektif adalah salah satu kunci utama dalam mereduksi hambatan komunikasi. 


DAFTAR PUSTAKA
· Cangara, Hafied. Pengantar ilmu komunikasi. Jakrta : Rajawali pers, 1998 
· Cangara, Hafied. Ilmu Komunikasi dalam Lintasan Sejarah dan Filsafat. Surabaya :Karya Anda, 1996

Diposkan oleh Edwin Mulyadi Iskandar di 16.41



Reaksi: 




Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)



Simkuring

foto saya

Edwin Mulyadi Iskandar

Blog ini diisi cuma zaman kuliah, soalnya itu masuk hitungan tugas komunikasi massa. Setelah lulus males, padahal tiap hari ga ada kerjaan. Loh ko jadi curhat :@



Lihat profil lengkapku

edwin's clock

edwin's Calendar

edwin's zodiac

Translate

Powered by google translateTranslate

Ada kesalahan di dalam gadget ini

Ada kesalahan di dalam gadget ini



edwin Amazon MP3 Clips

Arsip Blog

  • ►  2013 (2)

  • ▼  2012 (22)

    • ►  Desember (4)

    • ▼  November (1)

      • HAMBATAN KOMUNIKASI DAN CARA MENANGGULANGINNYA

    • ►  Oktober (4)

    • ►  Agustus (3)

    • ►  Juli (1)

    • ►  Juni (7)

    • ►  Mei (2)

Ada kesalahan di dalam gadget ini







DILARANG KERAS UNTUK COPY PASTE ISI BLOG INI. Template Perjalanan. Gambar template oleh epicurean. Diberdayakan oleh Blogger.

MODEL-MODEL KOMUNIKASI


Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Menurut Sereno dan Mortensen model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.

FUNGSI DAN MANFAAT MODEL

Gordon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan ada tiga fungsi model komunikasi: pertama, melukiskan proses komunikasi; kedua, menunjukan hubungan visual; ketiga, membantu dalam mengemukakan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. Deutch menyebutkan bahwa model memiliki empat fungsi: mengorganisasikan (kemiripan antara data dan hubungan), prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak, heuristik (menunjukan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui), pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi.

Fungsi-fungsi tersebut pada gilirannya merupakan basis untuk menilai suatu model:

                Seberapa umum (general) model tersebut? Seberapa banyak bahan yang diorganisasikannya, dan seberaa efektif?

                Seberapa heuristik model tersebut? Apakah ia membantu menemukan hubungan-hubungan baru, fakta, atau metode?

                Seberapa penting prediksi yang dibuat dari model tersebut bagi bidang penelitian? Seberapa strategis prediksi itu pada tahap perkembangan bidang tersebut?

                Seberapa akurat pengukuran yang dapat dikembangkan dengan model tersebut?


Irwin D.J. Bross menyebutkan beberapa keuntungan model. model menyediakan kerangka rujukan untuk memikirkan masalah, bila model awal tidak berhasil memprediksi. keuntungan lain pembuatan model adalah terbukanya problem abstraksi.
TIPOLOGI MODEL

Kita dapat menggolongkan model dengan berbagai cara. Model yang lebih penting adalah model simbolik yang terdiri dari model matematik dan model verbal; lalu model fisik yang terdiri dari model ikonik dan model analog.

Model verbal adalah model atau teori yang dinyatakan dengan kata-kata, meskipun bentuknya sangat sederhana. Model verbal sangat berguna terutama untuk menyatakan hipotesis atau menyajikan hasil penelitian. Model verbal ini sering dibantu dengan grafik, diagram, atau gambar. Contohnya adalah model struktur organisasi, yang dilihat dari perspektif komunikasi organisasi, tingkat-tingkat jabatan dan hubungan kerja (komunikasi formal) berbagai jabatan tersebut.

Model fisik secara garis besar terbagi dua, yakni model ikonik yang penampilan umumnya (rupa, bentuk, tanda) menyampaikan objek yang dimodelkan. Seperti model pesawat terbang, maket sebuah gedung atau kompleks. Sebagan model ikonik, selain menyerupai objek aslinya juga menunjukan sebagian fungsi penting objek yang dimodelkan. Contoh terbaik model ikonik ini adalah model kendaraan seperti pesawat terbang, kapal laut, kereta api. Menurut Bross, model menyajikan suatu proses abstraksi. Pesawat terbang yang sebenarnya menyajikan proses suatu abstraksi.

Perkembangan model simbolik, khususnya model matematik penting dalam profesi  ilmuwan. Pembuatan model adalah upaya penting dalam memajukan ilmu pengetahuan dan kuantitas model yang dihasilkannya menandai kematangan ilmiah disiplin tersebut.

Berdasarkan model-model kounikasi Lasswell, Shannon dan Weaver serta Schramm, yang linier namun terkenal itu misalnya, muncul model-model yang sirkuler. Dilihat dari jumlah unsur yang mengidentifikasi dalam fenomena komunikasi, model-model lebih mutahir menambahkan unsur-unsur baru yang dalam model lama tidak disebut. Misalnya lingkungan fisik, seperti dalam model Gudykunst dan Kim. dan konteks waktu dalam model Tubbs.

Model Gerbner merupakan perluasan dari model Lasswell, model Westley dan MacLean dari model Newcomb dan model DeFleur dari model Shannon dan Weaver. Schramm yang mengemukakan teori peluru komunikasi (the bullet theory of communication) sebagai model verbal mengenai efel komunikasi pada tahun 1950-an harus merevisi modelnya tersebut dalam dekade berikutnya.
MODEL-MODEL KOMUNIKASI: SUATU PERKENALAN

Komunikasi bersifat dinamis, sebenarnya komunikasi telah dibuat oleh para pakar.


Model S – R

Model stimulus – respon (S – R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini depengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model tersebut menggambarkan stimulus – respons. Model ini menunjukan komunikasi sebagai aksi reaksi yang sederhana. Bila seorang lelaki berkedip kepada seorang wanita, dan wanita itu kemudian tersipu malu, itulah pola S – R.

Pola S – R dapat pula berlangsung negatif, misalnya orang pertama menata kedua orang dengan tajam, dan kedua orang itu balik menatap, atau enunduk malu, atau malah memberontak.
Model Aristoteles

Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya, ia mengemukakan tiga unsur dasar dalam proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener).

Model Lasswell

Model komunikasi Lasswell berupa ungkapa verbal, yakni

Who

Says What



In Which Channel

To Whom


With What Effect?
Model ini dikemukakan oleh Harold Lasswell tahun 1948 yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya alam masyarakat. Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu: pengawasan lingkungan, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan, transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya. Lasswell mengaku bahwa tidak semua komunikasi bersifat dua arah.

Model Lasswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan ahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Model Lasswell dikritik karena model itu tampaknya mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan. Model ini juga terlalu menyederhanakan masalah.


Model Shannon dan Weaver

Model awal komunikasi dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949. Model ini sering disebut model matematis atau model teori informasi itu mungkin adalah model yang pengaruhnya paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya. Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Dengan kata lain, model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirim sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver).

Model Shannon dan Weaver dapat diterapkan kepada konteks-konteks komunikasi lainnya seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi publik, dan komunikasi massa.
Model Schramm

Menurut Wilburg Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur: sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination). Sumber boleh jadi seorang individu atau suatu organisasi seperti surat kabar, stasiun televisi. Menurut Schramm, setiap orang dalam proses komunikasi adalah sekaligus sebagai enkoder dan dekoder. Kita secara konstan menyandi balik tanda-tanda dari lingkungan kita, menafsirkan tanda-tanda tersebut.


Model Newcomb

Theodore Newcomb memandang komunikasi sebagai perspektif psikologi-sosial. Modelnya menyerupai diagram jaringan kelompok yang dibuat oleh para psikolog sosial dan menyerupai formulasi awal mengenai konsistensi kognitif. Dalam model komunikasi tersebut sering juga disebut model ABX atau model simetri Newcomb menggambarkan bahwa seseorang A, menyampaikan informasi terhadap seorang lainnya, B, mengenai sesuatu, X, model tersebut mengasumsikan bahwa orientasi A kepada B dan terhadap X saling bergantung dan ketiganya merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat orientasi.

1.      Orientasi A terhadap X, yang meliputi sikap tehadap X sebagai objek yang harus didekati atau dihindari dan atribut kognitif (kepercayaan dan tatanan kognitif)

2.      Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama

3.      Orientasi B terhadap X

4.      Orientasi B terhadap A


Model Westley dan MacLean

Westley dan  MacLean ini dipengaruhi oleh model Newcomb, selain juga oleh Lasswell dan yang lainnya. Mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, objek dan orang yang tidak terbatass yang kesemuanya merupakan ”objek orientasi” menempatkan suatu peran C diantara A dan B, dan menyediakan umpan balik. Model Westley dan MacLean mencakup beberapa konsep penting yaitu umpan balik, perbedaan kemiripan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa, dan pemimpin endapat yang penting sebagai unsur tambahan dalam komunikasi massa.


Model Gerbner

Model Gerbner adalah merupakan perluasan dari model Lasswell. Model ini terdiri dari model verbal dan model dragmatik. Model verbal Gerbner adalah sebagai berikut:

                Seorang sumber

                mempersepsi suatu kejadian

                dan bereaksi

                melalui suatu alat (maluran, media, rekayasa fisik, fasilitas administratif dan kelembagaan untuk distribusi dan kontrol)

                untuk menyediakan materi

                dalam suatu bentuk

                dan konteks

                yang mengandung isi

                yang mempunyai suatu konsekuensi

Model Gerbner menunjukan bahwa sesorang mempersepsi suatu kejadian dan mengirimkan pesan kepadan suatu transmitter yang pada gilirannya mengirimkan sinyal pada pemerima (receiver), dalam transmisi itu sinyal menghadapi gangguan dan mucul sebagai SSS bagi sasaran (destination)


Model Berlo

Model ini dikenal dengan model SMCR (source, message, channel, receiver). Sumber (source) adalah pihak yang menciptakan pesan baik seseorang maupun suatu kelompok.

Pesan (message) adalah terjemahan gagasan kedalam kode simbolik seperti bahasa atau isyarat saluran (channel) adalam medium yang membawa pesan dan penerima (receiver) adalam orang yang menjadi sasaran komunikasi.

Model DeFleur

Menggambarkan komunikasi massa ketimbang komunikasi antar pribadi. Modelnya merupakan perluasan dari model yang dikemukakan para ahli lain khususnya Shannon dan Weaver dengan memasukan perangkan media massa (mass medium service) dan peragkat umpan balik (feedback).
Model Tubbs

Menggambarkan komunikasi yang paling mendasar yaitu komunikasi dua orang (diadik). Model komunikasi Tubbs sesuai dengan konsep komunikasi sebagai transaksi yang mengasumsikan kedua peserta sebagai pengirim sekaligus penerima pesan. Model Tubbs melukiskan baik komunikator satu atau dua terus menerus memperoleh masukan yakni rangsangan baik luar dalam maupun luar dirinya yang sudah berlalu baik yang sudah berlangsung juga semua pengalaman fisik maupun sosial.


Model Interaksional

Model interaksional merujuk pada model komunikasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan sosial yang menggunakan perspektif interaksi simbolik dengan tokoh utamanya Herbert dan muridnya Blumer. Model interaksional sangat sulit digambarkan dengan diagramatik. Model verbal lebih disesuaikan dengan model ini.


Posted by Greensky mia at 11:01 AM

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Labels: Pengantar Ilmu Komunikasi



2 comments:

  1. http://lh5.googleusercontent.com/-vqe2twiv7n0/aaaaaaaaaai/aaaaaaaaaqq/4h0maj9wpjs/s35-c/photo.jpg

Muhammad OdySeptember 28, 2015 at 4:08 AM

komunikasi adalah luapan makna yg terkandung dalam pesan yg di paparkan dan ber efek samping...



Reply

  1. http://lh3.googleusercontent.com/zfdxge77vvd2w5xhy6jkvuelkv-u9_9qlkryk8onbdejptjsz82upq5w6hj-sa=s35

generasi mudaDecember 15, 2015 at 1:55 AM

Sip. Membantu menambah pengetahuan. Trima kasih



Reply

Load more...

Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)



Total Pageviews

44751

Popular Posts

  • Pengantar Ilmu Komunikasi - Model-model Komunikasi

MODEL-MODEL KOMUNIKASI Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur...

  • Pengantar Ilmu Komunikasi - Sejarah Ilmu Komunikasi

Sejarah Ilmu Komunikasi Komunikasi   atau   communicaton   berasal dari bahasa Latin   communis   yang berarti 'sama'....

Google+ Followers

Blog Archive

  • ▼  2013 (2)

    • ▼  October (2)

      • Pengantar Ilmu Komunikasi - Model-model Komunikasi...

      • Pengantar Ilmu Komunikasi - Sejarah Ilmu Komunikas...







Picture Window template. Powered by Blogger.

. Analisis Isu dan Peran Komunikasi: Bagaimana Menganalisis Masalah?
Analisis Isu dan Peran Komunikasi Bagaimana Menganalisis Masalah

Sebelum Anda mengembangkan strategi komunikasi, Anda harus mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi serta bagaimana komunikasi dapat memberikan kontribusi pemecahannya.



2. Memilih Target Audiensi dan Pihak Terkait: Siapa yang Ingin Anda Sasar?
Memilih Target Audiensi dan Pihak Terkait: Siapa yang Ingin Anda Sasar?

Sebelum mengembangkan komunikasi, Anda harus mengetahui target grup yang ingin Anda sasar. Anda bisa melakukan riset dengan berbagai metode untuk mengetahui tentang target grup ini.



3. Menentukan Target Komunikasi: Efek Apa yang Ingin Anda Capai?
Menentukan Target Komunikasi: Efek Apa yang Ingin Anda Capai?

Dalam proyek apapun ada target komunikasi yang berbeda. Target komunikasi ini haruslah SMART (Specific, Measurable, Acceptable, Realistic, Time related).



4. Mengembangkan Strategi dan Memilih Partner: Bagaimana Mengembangkan Strategi?
Mengembangkan Strategi dan Memilih Partner: Bagaimana Mengembangkan Strategi?

Strategi komunikasi menentukan bagaimana organisasi Anda berusaha mencapai target komunikasi. Strategi menggambarkan pilihan mendasar tentang pendekatan yang akan diterapkan.



5. Menentukan Pesan: Apa yang Akan Dikomunikasikan? Apa Pesannya?
Menentukan Pesan: Apa yang Akan Dikomunikasikan? Apa Pesannya?

Pertukaran pesan merupakan proses komunikasi utama. Oleh karenanya, merumuskan pesan yang baik sangat penting bagi sukses tidaknya sebuah komunikasi. Pesan mencerminkan apa yang Anda inginkan dari target grup untuk mengetahui, merasakan atau melakukan sesuatu hal.

 

Baca juga:


  • Membangun Komunikasi Interaktif Dengan Pelanggan Pakai Blog

  • 5 Langkah Komunikasi Efektif

 

6. Menentukan Alat Komunikasi: Bagaimana Menyampaikan Pesan?
Menentukan Alat Komunikasi: Bagaimana Menyampaikan Pesan?

Alat komunikasi terkait dengan grup target. Dalam tahap perencanaan komunikasi strategis, Anda memilih ‘alat’ untuk menyampaikan pesan Anda pada grup target.

Alat komunikasi bisa membuat pesan yang dapat terlihat ataupun terdengar oleh target. Alat komunikasi memiliki efek yang kuat pada efektivitas komunikasi, karena membentuk kaitan antara Anda dengan target grup.

7.  Mengatur Komunikasi dan Pengarahan Partner: Siapa Melakukan Apa? Bagaimana Mengatur Usaha Komunikasi Anda?
Mengatur Komunikasi dan Pengarahan Partner: Siapa Melakukan Apa? Bagaimana Mengatur Usaha Komunikasi Anda?

Agar komunikasi Anda efektif, kesepakatan tergantung pada organisasi. Tugas dan tanggung jawab divisi yang jelas, sangat diperlukan bagi tim komunikasi, agar bisa sukses. Jika prasyarat ini tak terpenuhi, maka akan mengganggu tenggat waktu, serta aktivitas tim jadi tidak jelas koordinasinya.



8. Perencanaan Aktivitas: Bagaimana Merencanakan Kegiatan Komunikasi?
Perencanaan Aktivitas: Bagaimana Merencanakan Kegiatan Komunikasi?

Anda perlu mengembangkan rencana kegiatan yang penting untuk merealisasikan tujuan komunikasi. Sudut pandang skematis yang jelas akan berjalan baik, khususnya siapa yang mengerjakan apa dan kapan. Terkadang Anda perlu membuat dua rencana: satu untuk aktivitas persiapan komunikasi, satu lagi untuk tahap pelaksanaan komunikasi.



9. Anggaran Komunikasi: Berapa Biayanya? Bagaimana Anggaran Komunikasi?
Anggaran Komunikasi: Berapa Biayanya? Bagaimana Anggaran Komunikasi?

Jika Anda dapat menentukan bagaimana membelanjakan anggaran yang terbatas untuk tujuan terbaik, itu merupakan sebuah keputusan strategis yang penting.

 

Masukkan anggaran komunikasi dalam program Anda dan proyek akan membantu menjamin bahwa Anda tidak akan gagal. Ada aksioma penting untuk dipertimbangkan: Kualitas Komunikasi – Waktu – Uang, semuanya saling terkait.



10. Pengawasan dan Evaluasi: Bagaimana Kita Menyelesaikan Proyek? Bagaimana Mengevaluasi Komunikasi?
Pengawasan dan Evaluasi: Bagaimana Kita Menyelesaikan Proyek? Bagaimana Mengevaluasi Komunikasi?

Mengevaluasi komunikasi merupakan langkah yang sangat penting. Sebaiknya evaluasi bertujuan untuk mengakses hasil atau efek usaha komunikasi Anda selama masa persiapan, pembaruan, serta implementasi.

 

Demikianlah, 10 langkah rencana strategi komunikasi, semoga Anda bisa sukses mengimplementasikannya sesuai situasi dan kondisi organisasi atau proyek Anda!



 

 

 



. Analisis Isu dan Peran Komunikasi: Bagaimana Menganalisis Masalah?
Analisis Isu dan Peran Komunikasi Bagaimana Menganalisis Masalah

Sebelum Anda mengembangkan strategi komunikasi, Anda harus mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi serta bagaimana komunikasi dapat memberikan kontribusi pemecahannya.



2. Memilih Target Audiensi dan Pihak Terkait: Siapa yang Ingin Anda Sasar?
Memilih Target Audiensi dan Pihak Terkait: Siapa yang Ingin Anda Sasar?

Sebelum mengembangkan komunikasi, Anda harus mengetahui target grup yang ingin Anda sasar. Anda bisa melakukan riset dengan berbagai metode untuk mengetahui tentang target grup ini.



3. Menentukan Target Komunikasi: Efek Apa yang Ingin Anda Capai?
Menentukan Target Komunikasi: Efek Apa yang Ingin Anda Capai?

Dalam proyek apapun ada target komunikasi yang berbeda. Target komunikasi ini haruslah SMART (Specific, Measurable, Acceptable, Realistic, Time related).



4. Mengembangkan Strategi dan Memilih Partner: Bagaimana Mengembangkan Strategi?
Mengembangkan Strategi dan Memilih Partner: Bagaimana Mengembangkan Strategi?

Strategi komunikasi menentukan bagaimana organisasi Anda berusaha mencapai target komunikasi. Strategi menggambarkan pilihan mendasar tentang pendekatan yang akan diterapkan.



5. Menentukan Pesan: Apa yang Akan Dikomunikasikan? Apa Pesannya?
Menentukan Pesan: Apa yang Akan Dikomunikasikan? Apa Pesannya?

Pertukaran pesan merupakan proses komunikasi utama. Oleh karenanya, merumuskan pesan yang baik sangat penting bagi sukses tidaknya sebuah komunikasi. Pesan mencerminkan apa yang Anda inginkan dari target grup untuk mengetahui, merasakan atau melakukan sesuatu hal.

 

Baca juga:


  • Membangun Komunikasi Interaktif Dengan Pelanggan Pakai Blog

  • 5 Langkah Komunikasi Efektif

 

6. Menentukan Alat Komunikasi: Bagaimana Menyampaikan Pesan?
Menentukan Alat Komunikasi: Bagaimana Menyampaikan Pesan?

Alat komunikasi terkait dengan grup target. Dalam tahap perencanaan komunikasi strategis, Anda memilih ‘alat’ untuk menyampaikan pesan Anda pada grup target.

Alat komunikasi bisa membuat pesan yang dapat terlihat ataupun terdengar oleh target. Alat komunikasi memiliki efek yang kuat pada efektivitas komunikasi, karena membentuk kaitan antara Anda dengan target grup.

7.  Mengatur Komunikasi dan Pengarahan Partner: Siapa Melakukan Apa? Bagaimana Mengatur Usaha Komunikasi Anda?
Mengatur Komunikasi dan Pengarahan Partner: Siapa Melakukan Apa? Bagaimana Mengatur Usaha Komunikasi Anda?

Agar komunikasi Anda efektif, kesepakatan tergantung pada organisasi. Tugas dan tanggung jawab divisi yang jelas, sangat diperlukan bagi tim komunikasi, agar bisa sukses. Jika prasyarat ini tak terpenuhi, maka akan mengganggu tenggat waktu, serta aktivitas tim jadi tidak jelas koordinasinya.



8. Perencanaan Aktivitas: Bagaimana Merencanakan Kegiatan Komunikasi?
Perencanaan Aktivitas: Bagaimana Merencanakan Kegiatan Komunikasi?

Anda perlu mengembangkan rencana kegiatan yang penting untuk merealisasikan tujuan komunikasi. Sudut pandang skematis yang jelas akan berjalan baik, khususnya siapa yang mengerjakan apa dan kapan. Terkadang Anda perlu membuat dua rencana: satu untuk aktivitas persiapan komunikasi, satu lagi untuk tahap pelaksanaan komunikasi.



9. Anggaran Komunikasi: Berapa Biayanya? Bagaimana Anggaran Komunikasi?
Anggaran Komunikasi: Berapa Biayanya? Bagaimana Anggaran Komunikasi?

Jika Anda dapat menentukan bagaimana membelanjakan anggaran yang terbatas untuk tujuan terbaik, itu merupakan sebuah keputusan strategis yang penting.

 

Masukkan anggaran komunikasi dalam program Anda dan proyek akan membantu menjamin bahwa Anda tidak akan gagal. Ada aksioma penting untuk dipertimbangkan: Kualitas Komunikasi – Waktu – Uang, semuanya saling terkait.



10. Pengawasan dan Evaluasi: Bagaimana Kita Menyelesaikan Proyek? Bagaimana Mengevaluasi Komunikasi?
Pengawasan dan Evaluasi: Bagaimana Kita Menyelesaikan Proyek? Bagaimana Mengevaluasi Komunikasi?

Mengevaluasi komunikasi merupakan langkah yang sangat penting. Sebaiknya evaluasi bertujuan untuk mengakses hasil atau efek usaha komunikasi Anda selama masa persiapan, pembaruan, serta implementasi.



 

Demikianlah, 10 langkah rencana strategi komunikasi, semoga Anda bisa sukses mengimplementasikannya sesuai situasi dan kondisi organisasi atau proyek Anda!



 

 

 
Yüklə 102,21 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©www.genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə