Karya filsafat tua di Cina ditemukan dari dinasti Han (206 sm – 220 M). Sementara dari Yunani adalah dari abad ke-5 sm



Yüklə 461 b.
tarix29.10.2017
ölçüsü461 b.
#7305







Karya filsafat tua di Cina ditemukan dari dinasti Han (206 SM – 220 M). Sementara dari Yunani adalah dari abad ke-5 SM.

  • Karya filsafat tua di Cina ditemukan dari dinasti Han (206 SM – 220 M). Sementara dari Yunani adalah dari abad ke-5 SM.

  • Kong Hu Cu, filsuf Cina yang dianggap sebagai Nabi, mempertanyakan bagaimana seseorang yang rusak hidupnya mampu membuat barang-barang yang indah. Padahal barang yang indah adalah penjelmaan Tao.

  • Seorang seniman wajib mensucikan diri agar memiliki kesadaran Tao. Lewat kesadaran tersebut ia akan mampu menciptakan keindahan.



Tao merupakan sumber dari nilai-nilai kehidupan di Cina.

  • Tao merupakan sumber dari nilai-nilai kehidupan di Cina.

  • Tao berarti sinar terang dan sumber dari segala sumber yang ada.

  • Manusia dianggap sempurnya bila hidupnya diterangi oleh Tao.

  • Tao adalah mutlak, memberi keberadaan, kehidupan, dan kedamaian.



Filsuf Cina pada akhir abad ke-5, Hsieh Ho menyusun enam prinsip dasar bagi seniman.

  • Filsuf Cina pada akhir abad ke-5, Hsieh Ho menyusun enam prinsip dasar bagi seniman.



Prinsip kesatu : menggambarkan bersatunya roh semesta dengan dirinya, sehingga dengan demikian ia mampu menangkap keindahan (dari Tao) dan kemudian menampilkan atau mewujudkan karyanya.

  • Prinsip kesatu : menggambarkan bersatunya roh semesta dengan dirinya, sehingga dengan demikian ia mampu menangkap keindahan (dari Tao) dan kemudian menampilkan atau mewujudkan karyanya.

  • Prinsip kedua : menggambarkan kemampuan menyergap roh CH’I / roh kehidupan dengan cara mengesampingkan bentuk dan warna yang semarak.

  • Hal ini dapat kita lihat dari beberapa lukisan Cina saat itu, penuh dengan ruang kosong dan kesunyian.

  • Tsung Ting (375 – 443 M) sebelum melukis pemandangan alam, ia melakukan meditasi terlebih dulu, agar rohnya secara bebas dapat menjelajahi alam semesta.



3. Prinsip ketiga : merefleksikan objek dengan mengambarkan bentuknya, konsekuen terhadap objek yang dilukis atau yang disusun.

  • 3. Prinsip ketiga : merefleksikan objek dengan mengambarkan bentuknya, konsekuen terhadap objek yang dilukis atau yang disusun.

  • Seperti yang dikatakan oleh Ch’eng Heng Lo : “Seni lukis barat adalah seni lukis mata, sedang seni lukis Cina adalah seni lukis idea”

  • Seni lukis Cina lebih mementingkan esensi dari eksistensi





4. Prinsip keempat : menggambarkan keselarasan dalam menggunakan warna.

  • 4. Prinsip keempat : menggambarkan keselarasan dalam menggunakan warna.

  • Seni lukis Cina dalam menggunakan warna tidak bersifat fungsional tapi lebih bersifat simbolisme.

  • Menggunakan teknik akuarel tinta monokromatis.

  • Prinsip keempat menetapkan setiap objek mempunyai warna yang sesuai.



5. Prinsip kelima: menggambarkan tentang pengorganisasian, penyusunan, atau perencanaan dengan pertimbangan penempatan dan susunan.

  • 5. Prinsip kelima: menggambarkan tentang pengorganisasian, penyusunan, atau perencanaan dengan pertimbangan penempatan dan susunan.

  • Seni Cina menganjurkan agar mengadakan semacam perencanaan terlebih dahulu sebelum berkarya, terutama atas unsur-unsur dalam komposisi.



6. Prinsip keenam : memberikan ajaran untuk membuat reproduksi agar dapat diteruskan dan disebarluaskan. Semangat Tao dalam estetik di Cina rupanya begitu mendalam dan menyebar ke berbagai negara.

  • 6. Prinsip keenam : memberikan ajaran untuk membuat reproduksi agar dapat diteruskan dan disebarluaskan. Semangat Tao dalam estetik di Cina rupanya begitu mendalam dan menyebar ke berbagai negara.

  • Prinsip ini penting dalam pendidikan seni Cina, yaitu mengkopi karya master dahulu.

  • Tujuannya ialah mengikuti dan meneruskan kepada ahli waris, metoda dan prinsip yang dikembangkan dan dicoba oleh para master.



Estetika Cina banyak menggunakan bahasa simbolis.

  • Estetika Cina banyak menggunakan bahasa simbolis.

  • Misalnya motif kain Cina memiliki makna sesuai dengan metafora masing-masing.

  • Motif Bambu menggambarkan kesucian.

  • Motif Bunga Plum menggambarkan kekuatan karakter.

  • Motif Bunga Crysan menggambarkan keberanian moral.





Estetika Cina memiliki nilai personal dalam kaitannya dengan nilai kosmologi Cina.

  • Estetika Cina memiliki nilai personal dalam kaitannya dengan nilai kosmologi Cina.

  • Kosmologi Cina menunjukkan eratnya kaitan antara makrokosmos (alam semesta) dengan mikrokosmos (manusia) feng shui.



Setiap desain arsitektur & desain interior menyesuaikan pengguna ruangnya.

  • Setiap desain arsitektur & desain interior menyesuaikan pengguna ruangnya.

  • Misalnya desain sebuah rumah akan memberikan perhatian kepada tanggal lahir kepala keluarganya (shio), yang kemudian akan mempengaruhi arah hadap rumah terbaik, posisi kamar terbaik, dan seterusnya.











Jepang adalah negara modern yang kuat mempertahankan tradisinya, termasuk tradisi estetisnya. Tradisi estetis Jepang mengakar kuat pada hubungannya dengan alam.

  • Jepang adalah negara modern yang kuat mempertahankan tradisinya, termasuk tradisi estetisnya. Tradisi estetis Jepang mengakar kuat pada hubungannya dengan alam.

  • Kesenian merupakan manifestasi khusus dari kehidupan manusia yang terlihat pada desain artistik mereka.



Binatang-binatang asli Jepang pada umumnya tidak buas. Serigala adalah satu-satunya binatang buas asli kepulauan Jepang.

    • Binatang-binatang asli Jepang pada umumnya tidak buas. Serigala adalah satu-satunya binatang buas asli kepulauan Jepang.
    • Nilai estetis Jepang juga nampak dalam kehidupan keagamaannya.
    • Agama (Shinto dan Budha) mendorong manusia agar dekat dengan alam, tidak ada jurang diantaranya. Bahkan jiwa makhluk-makhluk di alam pun tidak jauh dari manusia.


Wabi – Sabi  kesederhanaan

    • Wabi – Sabi  kesederhanaan
    • Shibui  lemah lembut
    • Iki  keanggunan
    • Jo-ha-kyu  konsep irama
    • Yugen  keindahan sejati










Pada dasarnya ada 2 konsep dasar estetik India

  • Pada dasarnya ada 2 konsep dasar estetik India

    • Rasa  mengandung nilai-nilai spiritual, merupakan inti dari semua seni (Bharata)
    • Kama  pencarian cinta dan kesenangan (Embree, 1988)


Shankuka adalah pemikir dari Khasmir, abad 10 M, yang mengemukakan bahwa pengalaman estetis berada di luar nilai benar/tidak benar. Rasa merupakan suatu self evident (persepsi langsung) yang tidak perlu dibuktikan.

  • Shankuka adalah pemikir dari Khasmir, abad 10 M, yang mengemukakan bahwa pengalaman estetis berada di luar nilai benar/tidak benar. Rasa merupakan suatu self evident (persepsi langsung) yang tidak perlu dibuktikan.

  • Abinavtagupta berpendapat bahwa berkesenian bukanlah bentuk imitasi, tetapi cara baru untuk melihat dunia. Jadi artis di panggung tidak sedang meniru kehidupan nyata, karena meniru kehidupan nyata sama saja dengan mencemooh.



Anandavardhana adalah pendiri mashab Kashmir, abad 9 M, menulis Dhavanyaloka (panorama gema-gema). Puisi adalah gema emosi dengan arti khusus, yang tak dapat dipelajari dari gramatika dan kamus.

  • Anandavardhana adalah pendiri mashab Kashmir, abad 9 M, menulis Dhavanyaloka (panorama gema-gema). Puisi adalah gema emosi dengan arti khusus, yang tak dapat dipelajari dari gramatika dan kamus.

  • Bhatta Nayaka adalah seorang filsuf Kashmir yang memiliki pendapat mirip teori katarsis Aristoteles. Pengalaman estetis atau persepsi puitik adalah semacam pewahyuan, menghilangkan kebekuan mental, sehingga orang memiliki kesadaran.



Bhatta Tauta berpendapat bahwa rasa pertama-tama ada dalam batin sang penyair (kavi). Hanya orang yang bisa beridentifikasi diri dengan yang dilihatnya, yang bisa mengalami rasa. Ini terwujud dalam takjub dan kagum yang memberinya kebahagiaan estetik.

  • Bhatta Tauta berpendapat bahwa rasa pertama-tama ada dalam batin sang penyair (kavi). Hanya orang yang bisa beridentifikasi diri dengan yang dilihatnya, yang bisa mengalami rasa. Ini terwujud dalam takjub dan kagum yang memberinya kebahagiaan estetik.













Konsep estetika di Timur Tengah sangat erat kaitannya dengan kehidupan beragamanya, yaitu Islam.

  • Konsep estetika di Timur Tengah sangat erat kaitannya dengan kehidupan beragamanya, yaitu Islam.

  • Masyarakat Timur Tengah sebelum masuknya Islam, menyembah patung berhala berujud makhluk hidup. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam.

  • Islam melarang segala bentuk elemen dekoratif yang berujud makhluk hidup, karena kekhawatiran untuk dipuja.



Pada perkembangan selanjutnya di beberapa wilayah muncul karya yang menampilkan figur manusia maupun binatang, namun bagi sebagian pihak yang memegang teguh ajaran agamanya, ini dianggap sebagai pelanggaran.

  • Pada perkembangan selanjutnya di beberapa wilayah muncul karya yang menampilkan figur manusia maupun binatang, namun bagi sebagian pihak yang memegang teguh ajaran agamanya, ini dianggap sebagai pelanggaran.

  • Ketatnya pelarangan tersebut memunculkan dimensi estetik simbolik yang non-naturalis.



Ciri khas kesenian Timur Tengah :

  • Ciri khas kesenian Timur Tengah :

    • Kaligrafi
    • Ornamen geometrik
    • Arsitektur masjid
    • Permadani motif tanaman yang distilasi


Meskipun nilai estetis Islam dibatasi, namun disebutkan bahwa Allah telah mengharuskan keindahan dalam segala hal (Hadist Muslim), dan Allah itu indah dan menyukai keindahan (Hadist Muslim dan Tarmidzi).

  • Meskipun nilai estetis Islam dibatasi, namun disebutkan bahwa Allah telah mengharuskan keindahan dalam segala hal (Hadist Muslim), dan Allah itu indah dan menyukai keindahan (Hadist Muslim dan Tarmidzi).

  • Sehingga seniman tidak berdosa apabila niatnya adalah untuk mengungkapkan nilai estetis.

  • Yang berdosa adalah bila seniman mencoba menandingi ciptaan Allah atau membuat karya untuk disembah.













Yüklə 461 b.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©www.genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə