Epidemiology poliomyelitis - Agent
- Agent penyebab
- Cara penularan
- Host (Faktor Resiko)
- Imunitas – cara pencegahan
- Umur
- Environment (Faktor Resiko)
Relevansinya untuk dapat dieradikasi. Turunan virus polio - Batasan VAPP dan VDPV Resiko terjadi VAPP &VDPV
- Terjadinya VAPP dan VDPV Pencegahan VDPV
3 Jenis enteroviruses 3 Jenis enteroviruses - Tipe 1 (Brunhilde), Tipe 2 (Lansig) dan Tipe 3 (Leon)
Sangat menular Semua tipe menyebabkan kelumpuhan Tipe 1 : penyebab paling sering, kemudian Tipe 3 dan Tipe 2 Sekali terinfeksi, penderita akan menularkan ke semua orang yang tidak imun di sekitarnya.
Setelah Imunisasi dengan tOPV - Tipe 2 yang pertama dieradikasi, diikuti Tipe 3, kemudian Tipe 1
- Perbandingan yang lumpuh diantara yang terinfeksi, diperkirakan:
- Tipe 1 1:100
- Tipe 3 1:1000
Reservoir: manusia Reservoir: manusia Penularan: - Fecal – oral: >>>
- Masa virus dalam tinja lebih lama, beberapa saat/hari sebelum lumpuh - maks. 100 hr setelah lumpuh.
- Kebersihan lingkungan rendah:
- Tinja dapat mencemari air dan makanan
- Lalat virus dari tinja ke mak-min
- Oral – oral: sedikit
- Masa virus dalam air ludah pendek, maks. 2 minggu
- Kebersihan lingkungan baik.
Inkubasi pendek: 7-14 hr (terpendek 4 hr), range 3-35 hr Inkubasi pendek: 7-14 hr (terpendek 4 hr), range 3-35 hr Eksresi virus melalui tinja secara intermiten sampai 6-8 minggu atau melalui air ludah 1-2 setelah lumpuh. Eksresi virus terbanyak pada: - Beberapa saat sebelum lumpuh – 2 minggu setelah lumpuh
- Eksresi virus sangat menurun setelah 4 minggu lumpuh
Virus masuk melalui mulut (oral) Virus masuk melalui mulut (oral) Replikasi pada lapisan tonsil dan usus, serta kelenjar limfe. Viremia melalui darah Susunan saraf pusat melalui sel saraf ke medula spinalis Motor neuron, pada Cornu anterior medula spinalis, rusak karena replikasi virus lumpuh Berat-ringan kelumpuhan tergantung banyaknya motor neuron yang rusak.
Melalui pemberian imunisasi/infeksi Melalui pemberian imunisasi/infeksi Kekebalan terhadap satu tipe tidak menyebabkan kekebalan pada tipe lain. Kekebalan berlangsung seumur hidup Bayi yg lahir dari ibu yg mempunyai antibodi tinggi akan terlindungi selama beberapa minggu pertama.
OPV yang direkomendasikan oleh WHO diproduksi memakai Strain Sabin OPV yang direkomendasikan oleh WHO diproduksi memakai Strain Sabin Setiap dosis OPV berisi 3 type virus polio dengan titer: tipe 1 : ( 10 5.5 – 10 6.5) tipe 2 : (10 4.5 – 10 5.5) tipe 3 : (10 5.0 – 10 6) OPV: kekebalan intestinal dan humoral
Membentuk kekebalan Membentuk kekebalan - 4 dosis tOPV (3 serotypes) pada bayi sebelum umur 1 tahun.
Memutus transmisi virus polio - Mop-up/Sub PIN/PIN, tanpa melihat status imunisasi sebelumnya.
Mempunyai community effect
Waktu
Waktu - MUSIM Waktu - MUSIM - M. hujan, di negara tropis
- M. dingin/ awal m. semi di negara 4 musim
Tempat - Di daerah dengan:
- Cakupan imunisasi rendah
- Sanitasi lingkungan buruk
- Perkotaan kumuh (PADAT)
Orang:
Virus vaksin
1. OPV-like virus =Sabin-like virus, dimana sekuens VP1 memiliki perbedaan < 1% dibanding dg strain Sabin; 1. OPV-like virus =Sabin-like virus, dimana sekuens VP1 memiliki perbedaan < 1% dibanding dg strain Sabin; 2. VDPV (Vaccine Derived Polio Virus), perbedaan sekuens VP1 > 1% - 15 %, besarnya perubahan genetik menunjukkan lamanya replikasi. 3. Virus Polio Liar, tidak ada hubungan dengan vaksin maupun prototype strain reference, beredar di masyarakat.Atau perbedaan sekuens dibanding Sabin >15%
VAPP adalah bentuk KIPI dari OPV. VAPP adalah bentuk KIPI dari OPV. WHO: suatu kelumpuhan layuh akut yang terjadi pada: - 4-30 hari setelah menerima OPV
- 4-75 hari setelah kontak dg penerima OPV
- dg kelainan neurologi sampai pada 60 hari/lebih setelah onset
- atau meninggal.
Virus vaksin ber-replikasi didalam usus manusia, diekskresi melalui tinja biasanya 2-3 bln Virus vaksin ber-replikasi didalam usus manusia, diekskresi melalui tinja biasanya 2-3 bln Pada saat replikasi terjadi mutasi/reversion virus vaksin. Replikasi dan mutasi yang berulang diantara anak yang TIDAK IMUN dan suatu saat bergabung dengan C enterovirus maka akan terjadi recombinant dalam bentuk VDPV yang bersifat neuro-virulent. Kesimpulan: VAPP & VDPV adalah konsekuensi dari imunisasi dengan OPV
iVDPV = VDPV berasal dari pasien immune-deficiency. iVDPV = VDPV berasal dari pasien immune-deficiency. cVDPV = VDPV yang bersirkulasi; - memiliki sifat VPL, yaitu neurovirulen dan transmissable,
- semua virus yg menyebabkan wabah terbukti merupakan recombinant dg C – Enterovirus
aVDPV = ambiguos VDPV yaitu: - tak ada bukti sirkulasi,
- tak ada hubungan dg pend. imun.def
- berasal dari sample lingkungan yg tak ada hubungan dg kasus AFP.
Cakupan imunisasi OPV yang rendah dalam waktu lama sehingga terjadi akumulasi orang-orang yang tidak/belum kebal terhadap polio Cakupan imunisasi OPV yang rendah dalam waktu lama sehingga terjadi akumulasi orang-orang yang tidak/belum kebal terhadap polio Tidak adanya sirkulasi virus polio liar ?? Sanitasi buruk
1. Imunisasi OPV: Cakupan tinggi dan merata (dipertahankan!!) 1. Imunisasi OPV: Cakupan tinggi dan merata (dipertahankan!!) 2. Deteksi dini adanya VDPV dengan peningkatan kinerja surveilans AFP 3. Screening semua isolat virus polio dengan kombinasi metode antigenik dan molekuler , yaitu: uji ITD (Intratypic Strain Differentiation) dg ELISA & Probe-hybridization.
Akibat respon imun yang rendah dari individu Akibat respon imun yang rendah dari individu Tidak ada kasus lain (tidak menular)
Tipe-3 paling cepat mengalami mutasi/reversi, diikuti tipe-2 dan tipe-1, rekombinasi antara serotipe vaksin sering terjadi Tipe-3 paling cepat mengalami mutasi/reversi, diikuti tipe-2 dan tipe-1, rekombinasi antara serotipe vaksin sering terjadi Pendeknya waktu ekskresi dan tingginya kekebalan penduduk membatasi penyebaran virus revertant Sebagian besar isolat dari penerima OPV maupun kontaknya berhubungan erat dg strain Sabin Perbedaan sekuens >1 % dibanding Sabin menunjukan replikasi berkepanjangan, disebut VDPV Perbedaan sekuens VP1 1% berarti replikasi virus vaksin telah terjadi paling sedikit 1 tahun
Dari Madura, ditemukan > 30 kasus AFP dg vi.polio positif oleh Lab. BLK Surabaya Dari Madura, ditemukan > 30 kasus AFP dg vi.polio positif oleh Lab. BLK Surabaya Bf mendapatkan isolat dg hasil ITD yg Discordant yi: Elisa: NSL=Wild, Probe : SL Sequencing Mumbai: 31 kasus AFP + 2 kontak dg VDPV + , sekuens nukleotida menunjukan perbedaan >1% dibandingkan dg SL.
Dostları ilə paylaş: |